Perempuan dan LGBT

Emma Goldman: Kehidupan yang Penuh Kontroversi

Oleh Lance Selfa, anggota dewan editorial ISR. 

Lebih dari enam dekade setelah kematiannya, anarkis Emma Goldman masih memicu debat politik yang penuh gairah. Goldman menjadi berita utama pada Januari 2003 ketika para pejabat Universitas California, Berkeley, menolak mengizinkan Emma Goldman Papers Project dari universitas mengirim permohonan penggalangan dana yang mengutip pernyataan Goldman tentang penentangan perang dan kebebasan berpendapat. Pejabat universitas mengatakan permohonan itu terlalu “politis” untuk muncul pada masa pemerintahan Bush menjelang perang di Irak. Para peneliti di Papers Project, yang mengumpulkan surat-surat pribadi dan publik milik Goldman, menolak menyerah tdi hadapan ancaman universitas dan mengorganisir protes atas pengekangan universitas terhadap kebebasan berbicara yang memaksa universitas untuk mundur. [1]

Sudah sepatutnya Goldman terlibat dalam kontroversi lama setelah kematiannya, karena kontroversi mengisi hidupnya. Dilahirkan pada tahun 1869, kehidupan dan karier Goldman sebagai figur publik berlangsung selama periode ketika anarkisme mengklaim bahwa mereka memiliki puluhan ribu pengikut, termasuk ribuan pekerja. Sampai dia meninggal pada tahun 1940, Goldman hidup melalui, atau berpartisipasi dalam, semua peristiwa besar yang menandai kalender anarkis pada masa itu—peristiwa Haymarket pada tahun 1886-1887, upaya pembunuhan terhadap Henry Clay Frick selama pemogokan Homestead Steel pada1892, perjuangan kebebasan mengeluarkan pendapat oleh Industrial Workers of the World, pengorganisiran anti-wajib militer selama Perang Dunia Pertama, Revolusi Rusia, dan, terakhir, Revolusi Spanyol pada 1930-an.

Selama satu generasi setelah kematiannya, dia dilupakan. Tetapi pada 1960-an, dengan meningkatnya Kiri Baru dan kebangkitan sejarah radikal, generasi baru radikal berpegang padanya. Bagian dari gerakan perempuan mengklaim dia sebagai milik mereka. Untuk seseorang yang memiliki reputasi menakutkan—dia pernah bercanda bahwa pers menjadikannya sebagai seseorang yang memakan anak-anak kecil dan membuat bom pada waktu luangnya 2 –para sejarawan umumnya baik padanya. Howard Zinn menulis drama tentangnya. Martin Duberman menulis skenario tentang dirinya. EL Doctorow menjadikannya tokoh sentral dalam novel Ragtime-nya . Maureen Stapleton memenangkan Oscar dengan memerankan dia dalam film Reds. Dan sejumlah lembaga feminis telah memakai namanya, seperti klinik kesehatan perempuan utama di kota Iowa.

Tetapi seperti banyak diskusi tentang tokoh-tokoh sejarah romantis seperti Goldman, banyak hal yang kita pikir kita ketahui tentang dia adalah mitos, atau setidaknya ingatan selektif. Misalnya, dia tidak pernah mengatakan kutipan yang paling dikaitkan dengannya— “Jika saya tidak bisa menari, saya tidak ingin menjadi bagian dari revolusi anda” – meskipun dia tidak diragukan lagi akan setuju dengan sentimen tersebut. (Rupanya, penggagas sebenarnya dari kutipan tersebut adaalah seorang penjual kaos anarkis yang memulai debutnya pada demonstrasi perang anti-Vietnam 1973 di Central Park.3) Mereka yang memimpin kebangkitan minat terhadap Emma Goldman pada 1960-an dan 1970-an memandangnya sebagai pemberontak yang orisinil – sebuah jiwa bebas yang menikmati seni dan seks – tidak seperti para Marxis puritan dan otoriter yang selalu berbicara tentang ekonomi dan “pembangunan partai.” Tetapi mereka mengabaikan politik elitisnya sendiri yang membuat dia setuju dengan Ralph Waldo Emerson, bahwa massa “adalah kasar, pincang, dan berbahaya dalam tuntutan dan pengaruh mereka, dan tidak perlu disanjung, tetapi untuk dididik.” 4 Mereka mengangkatnya sebagai pahlawan feminis, tetapi mengabaikan bahwa ia menentang hak pilih perempuan. Mereka menganggapnya sebagai pelopor dalam perjuangan melegalkan kontrasepsi, tetapi mengabaikan bahwa dia berpendapat orang miskin seharusnya tidak memiliki anak.

Mengapa kaum sosialis melihat perjalanan Emma Goldman lebih dari enam puluh tahun setelah kematiannya? Selain fakta bahwa penting untuk memahami sejarah gerakan radikal di Amerika Serikat, sangat berguna untuk melihat seseorang yang dianggap selama dua generasi sebagai anarkis terkemuka di negara itu. Saat ini, banyak orang yang menjadi politis tertarik pada anarkisme karena semua alasan bahwa pendukung Emma Goldman mendukungnya. Tetapi sebagai sosialis, kami memiliki analisis masyarakat yang berbeda dan kritik yang kuat terhadap anarkisme. Dan cara terbaik untuk membuat kritik ini konkret adalah dengan mengevaluasi perjalanan politik anarkis Amerika terkemuka pasca-era Haymarket. Kaum anarkis dan sosialis dengan keras memperdebatkan politik Emma Goldman ketika dia masih hidup. Sangat tepat jika kita melakukannya hari ini juga.

Apakah Emma Goldman adalah tokoh sejarah yang menarik atau simpatik bukanlah fokus dari esai ini. Juga tidak akan menceritakan tentang banyaknya kekasih Emma Goldman atau kebiasaan pribadinya. Sejarawan akademis telah membuat sebuah industri yang berkembang dari aspek kehidupan Goldman. Mereka yang sangat menginginkannya dapat membeli koleksi surat cintanya yang telah diedit. 5 Yang menarik bagi kami di sini adalah apakah politiknya, sebagaimana tercermin dalam tindakan dan tulisannya, akan membimbing generasi baru radikal saat ini. Dengan melihat ide-idenya, kami ingin memastikan apakah ideologi yang ia promosikan sepanjang hidupnya—anarkisme—memberikan panduan bertindak bagi orang-orang yang ingin mengubah dunia.

Goldman Bergabung dengan Gerakan Anarkis

Emma Goldman lahir di Kovno, Lithuania, di Batas Permukiman Yahudi pada masa Kekaisaran Tsar. Orang tuanya mengelola sebuah penginapan, dan dalam enam belas tahun pertamanya dihabiskan pertama kali di Lituania dan kemudian di Königsberg dan Petersburg, ia terpapar ide radikal pada pergolakan waktu itu. Keluarganya kehilangan bisnisnya dan dia dipaksa bekerja di pabrik pada usia tiga belas tahun. Selama masa ini – antara pergi bekerja dan beremigrasi pada usia enam belas tahun dengan seorang saudari untuk bergabung dengan saudari lain di Rochester, New York – ia pertama kali belajar ide-ide radikal dan revolusioner di Rusia. Secara khusus, dia belajar tentang karya Nihilis, sekelompok aktivis yang melakukan rencana untuk membunuh polisi dan politisi – bahkan Tsar.

Di Amerika Serikat, dia bekerja di pabrik mantel, dan tidak lama setelah dia tiba, dia menikah dengan imigran Rusia lainnya, Jacob Kershner. Kershner adalah warga negara Amerika yang dinaturalisasi, sehingga menikah dengannya menjadikan Goldman sebagai warga negara Amerika. Pernikahan dengan Kershner tidak berhasil dan Goldman meninggalkannya – pertama bercerai, kemudian menikah lagi – untuk pindah ke kota New York pada usia dua puluh. 6 Di New York, Goldman segera melakukan kontak dengan kaum anarkis yang mengorganisir di Sisi Timur Bawah Pekampungan Yahudi dalam kota. Pada salah satu hari pertama setelah dia tiba, dia bertemu Alexander Berkman, yang sudah menjadi seorang militan anarkis, yang dengannya dia akan mengembangkan hubungan kerja sama politik yang berlangsung selama sisa hidup mereka. Dalam otobiografinya, ia menemukan keputusannya untuk bergabung dengan gerakan tersebut hingga ke sebuah pertemuan di Rochester, untuk mengenang para Martir Haymarket di Chicago, yang digantung hampir dua tahun sebelumnya: “Keesokan paginya saya terbangun karena sakit yang lama …. Saya merasakan perasaan yang berbeda bahwa sesuatu yang baru dan indah telah lahir dalam jiwa saya. Cita-cita besar, iman yang membara, tekad untuk mengabdikan diri untuk mengenang kawan-kawan martir kami. 7 

Kehidupan Emma Goldman sebagai seorang anarkis dapat dibagi menjadi tiga bagian: inkarnasinya yang paling awal sebagai “Emma Merah,” penghasut yang oleh pers dicap sebagai pelempar bom gila, yang berlangsung hingga sekitar tahun 1906; Emma sang anarkis Bohemia di Amerika yang progresif, yang kira-kira bertepatan dengan penyuntingan dia atas majalah Mother Earth dan berlangsung sampai pemerintah AS mendeportasinya di Palmer Raids pada 1919; dan terakhir, Emma di pengasingan, yang sorotan utamanya adalah pengalamannya di Rusia yang revolusioner pada 1920 dan 1921 dan perannya sebagai juru bicara bahasa Inggris untuk kaum anarkis Spanyol dalam Revolusi Spanyol 1936-1939.

Emma Merah

Tahun-tahun awal Goldman dalam gerakan anarkis membawanya ke dalam kontak dan kolaborasi dengan para anarkis terkemuka setelah generasi Haymarket. Penindasan yang mengikuti peristiwa Haymarket mendorong banyak aktivitas anarkis di bawah tanah. Asosiasi Rakyat Pekerja Internasional, yang mengklaim sebanyak 5.000 anggota secara nasional sebelum Haymarket, tereduksi menjadi bayangannya sendiri. Tapi Haymarket memiliki gaung yang menarik orang-orang seperti Goldman untuk ke sana. Pada saat yang sama, kaum anarkis imigran dari Eropa dan Rusia – Italia, Spanyol, Yahudi, dan Jerman – mendukung lingkaran anarkis di berbagai surat kabar dan publikasi lainnya. Ini adalah gerakan anarkis yang diikuti Emma Goldman. Mentor pertamanya adalah Johann Most, penulis bersama Albert Parsons dari Pittsburgh Manifesto 1883 8 dan pemimpin anarkis terkemuka saat itu. Goldman paling dipromosikan sebagai pembicara. Di bawah pengaruh Most, dikatakan pada pidato pertama yang dia berikan, adalah “tentang pemborosan energi dan termasuk waktu untuk perjuangan delapan jam, mencemooh kebodohan para pekerja yang berjuang untuk hal-hal sepele seperti itu.” 9 Perjuangan untuk hari kerja yang lebih pendek berfungsi “hanya untuk mengalihkan perhatian massa dari masalah nyata – perjuangan melawan kapitalisme, melawan sistem upah, untuk pembentukan masyarakat baru.” 10 Jadi sejak awal, Goldman menunjukkan merek dagang dari politiknya sepanjang hidupnya – posisi ultrakiri murni pada sejumlah pertanyaan mendesak.

Johann Most telah menjadi anggota Reichstag (parlemen) Jerman, tetapi ia telah dikeluarkan dari parlemen, dan kemudian negerinya, karena radikalismenya yang semakin meningkat. Dia menulis traktat berjudul The Science of Revolutionary Warfare, yang merupakan buku petunjuk untuk membuat bom. Pada saat itu, Most adalah pendukung utama gagasan untuk menggunakan kekerasan – termasuk dinamit – untuk membawa krisis revolusioner dan menginspirasi massa untuk membalas dendam. Filsafat ini kemudian dikenal sebagai gagasan “propaganda dengan perbuatan.” Seperti yang dijelaskan Goldman, Most “terus-menerus menyebarkan doktrin tindakan individu; setiap artikel dan pidatonya adalah panggilan langsung ke Tat [ atentat , atau pembunuhan politik].” 11 

Di Rusia, populis, atau Narodnik—aktivis kelas menengah dan intelektual yang pergi untuk tinggal di antara kaum tani untuk mengorganisir mereka guna kegiatan revolusioner—hidup dengan keyakinan ini. Mereka berhasil membunuh Tsar pada tahun 1882, di mana saudara pemimpin Bolshevik VI Lenin, antara lain, dieksekusi dalam represi yang terjadi setelahnya. Idenya adalah bahwa tindakan heroik seorang individu akan menginspirasi massa yang biasanya berpuas diri untuk bangkit dan menyerang penindas mereka. 12 Anarkisme yang pertama kali diikuti Goldman mengagungkan tindakan individu semacam ini. Jadi dia dan “komune” -nya – sekelompok kecil dua puluhan anarkis yang berbagi apartemen di Lower East Side of Manhattan – memutuskan untuk melaksanakannya pada tahun 1892.

Pada musim panas tahun itu, selama depresi industri pada masa itu, Carnegie Steel Trust memotong upah para pekerjanya di Homestead Works dekat Pittsburgh, yang memicu salah satu pertempuran buruh terbesar pada hari itu. Pada awalnya, Goldman dan lingkarannya merespon dengan selebaran yang merupakan “seruan berapi-api kepada orang-orang Homestead untuk membuang kuk kapitalisme, untuk menggunakan perjuangan mereka saat ini sebagai batu loncatan guna penghancuran sistem upah.” 13 Selebaran ini akan menjadi sarana bagi Goldman untuk menarik pekerja Homestead untuk memberi kuliah tentang anarkisme yang akan dia berikan di Homestead. Rencana ini tidak berjalan terlalu jauh karena berbagai peristiwa segera menyusulnya.

Preman Pinkerton yang bertujuan untuk membubarkan mogok di bawah arahan manajer pabrik, Henry Clay Frick, menembaki para pemogok, menewaskan tujuh orang dan melukai beberapa lainnya. Segera, lingkaran Goldman, dengan Berkman di depan, memutuskan bahwa mereka harus menyerang. Mereka menyusun rencana untuk membunuh Frick – pertama membuat sebuah bom (di rumah petak yang ramai) yang tidak berhasil – dan kemudian membeli pistol dan tiket untuk Berkman ke Pittsburgh. Berkman melakukan percobaan pembunuhan pada Frick, tetapi gagal. Berkman akhirnya menjalani hukuman empat belas tahun di penjara federal karena percobaan pembunuhan. Usahanya berdampak buruk pada pemogokan dan gerakan anarkis. Pers mengaitkan serangan itu dengan anarkis “gila” di benak publik—merusak simpati publik yang didapatkannya. Hugh O’Donnell, pemimpin pemogokan, mengatakan, “Tampaknya peluru dari pistol Berkman, yang gagal karena niat busuknya, langsung menembus jantung pemogokan Homestead.” 14 Pihak berwenang menggunakan upaya pembunuhan sebagai alasan untuk menangkap dan memenjarakan kaum anarkis dan radikal. Mereka tidak pernah bisa menggunakan tuduhan konspirasi pembunuhan pada Goldman, meskipun dia mengakui kolaborasinya setelah dia berada di pengasingan.

Bertahun-tahun kemudian, Goldman secara terbuka menghentikan dukungannya untuk attentats (kekerasan). Tetapi segera setelah penangkapan Berkman, Goldman membelanya. Sebenarnya, itu adalah bagian dari rencana lingkarannya: Berkman akan membunuh Frick dan Goldman akan membenarkannya kepada dunia. Namun, upaya pembunuhan tersebut membantu melakukan pekerjaan polisi untuk mereka – mengasosiasikan anarkisme dalam pikiran publik dengan aksi teror individu. Itu juga menyebabkan keretakan di dalam gerakan anarkis. Johann Most secara terbuka menolaknya, mengejek Berkman dalam pertemuan publik dengan Goldman di antara hadirin. Ini mendorong Goldman untuk bangkit dari kursinya, menarik cemeti dari jubahnya, dan mencambuk Most berkali-kali. Bagi Goldman dan lingkarannya, Most telah berhenti menjadi revolusioner. Bagi Most, Goldman dan kawan-kawannya adalah pemberang muda yang tidak mengerti kondisi Amerika.

Goldman mungkin telah membuat lebih banyak keretakan dengan Most daripada yang benar-benar terjadi. Hanya empat tahun setelah pencambukan, Most dan Goldman berkolaborasi pada sebuah artikel di majalah Metropolitan di mana mereka menulis: “Kami percaya Anarki – yang merupakan kebebasan setiap individu dari paksaan berbahaya oleh orang lain, apakah orang lain ini individu atau pemerintahan yang terorganisir—tidak dapat dimenangkan tanpa kekerasan, dan kekerasan ini adalah sama dengan yang memenangkan [pertempuran kuno] Thermopylae dan Marathon.”15 Ini sepertinya bergerak menjauh dari ide aksi kekerasan individu dan menuju ide, yang lebih diterima oleh kaum Marxis, bahwa kekerasan memainkan peran penting sebagai “bidan sejarah.” Tapi ada sedikit indikasi dalam perjalanan selanjutnya bahwa Goldman pernah melihat rencana untuk membunuh Frick sebagai tindakan yang secara politis bangkrut. Dalam sebuah esai 1910, misalnya, ia membandingkan para pembunuh anarkis dengan Kristus—yang bersedia mengorbankan hidup mereka untuk menebus orang lain. 16 

Selain itu, Goldman tidak pernah berpaling dari gagasan bahwa individu yang heroik, bukan massa, yang membuat sejarah. Dalam esainya tahun 1910, “Minoritas vs. Mayoritas,” ia menulis: “Selalu, pada setiap periode, segelintir orang  adalah pembawa panji-panji dari sebuah ide besar, upaya pembebasan. Tidak demikian halnya dengan massa, yang beban kelamnya tidak membiarkannya bergerak.” Mayoritas “tidak terlalu peduli pada cita-cita atau integritas. Yang sangat dibutuhkan adalah tampilan. Tidak penting apakah itu pertunjukan anjing, pertarungan hadiah, [atau] … hukuman mati tanpa pengadilan.” 17 

Goldman dan Sosialisme Amerika

Sikap Goldman terhadap mayoritas meluas ke ranah politik kelas pekerja juga. Dua alur pemikiran Goldman—elitisme dan utopianisme—membuatnya berselisih dengan upaya pertama untuk membentuk partai sosialis. Dalam beberapa tahun terakhir abad kesembilan belas dan beberapa tahun pertama abad kedua puluh, gerakan kelas pekerja Amerika sedang mengalami pengelompokan kekuatan dan reevaluasi strategi. Untuk pertama kalinya, para organisator kelas pekerja terkemuka – seperti Eugene V. Debs – melepaskan diri dari partai-partai kapitalis dan berusaha menghimpun partai sosialis yang akan menjangkau khalayak luas.

Pada saat ini, kelompok-kelompok kecil, yang sebagian besar imigran melakukan propaganda atau menjalankan kampanye pemilihan lokal atau eksperimen membangun komune dan pengaturan kehidupan kolektif mewakili sosialisme di Amerika Serikat. Partai Demokrat Sosial (SDP) Debs menjadi tuan rumah perwakilan dari kekuatan politik kiri lainnya pada tahun 1898 untuk membahas penciptaan kendaraan politik yang lebih koheren untuk politik kelas pekerja. SDP telah mendukung pembentukan “persemakmuran kooperatif,” komune utopis yang akan didirikan di negara bagian Barat sebagai contoh sosialisme. Namun, pada tahun-tahun terakhir abad kesembilan belas, Debs dan aktivis kelas pekerja lainnya semakin yakin bahwa skema utopis ini tidak praktis. Mereka menyimpulkan bahwa organisasi politik pada kalangan pekerja – pembangunan partai sosialis – diperlukan. Pada konvensi 1898, kaum utopis dan politik bentrok. Pendukung visi utopis mengundang Goldman ke konferensi. Meskipun dia bukan anggota partai, dia bertindak sebagai semacam penasihat informal para utopis, yang berhasil memenangkan mayoritas konferensi. Karena sakit, Debs melewatkan debat krusial mengenai arah partai. Ketika dia mendengar hasil konferensi, dia bergabung dengan kelompok yang memisahkan diri yang dipimpin oleh Morris Hillquit untuk meluncurkan partai lain yang akan fokus pada aksi politik. Ini mengarah pada pembentukan Partai Sosialis pada tahun 1901.

Setelah membantu menenggelamkan upaya untuk menciptakan partai yang serius, Goldman tidak ada hubungannya dengan SDP yang didominasi utopis setelah konferensi. Bagaimanapun, skema kolonisasi runtuh—dan Goldman punya urusan yang lebih penting. Selama dua dekade berikutnya, ia menjadi kritikus vokal terhadap politik di Partai Sosialis dan sering berdebat dengan kaum sosialis di panggung.

Banyak yang dikatakan Goldman tentang Partai Sosialis itu benar. Sayap kiri dari Partai Sosialis—yang menjadi basis Partai Komunis setelah Revolusi Rusia—mengkritik sejumlah besar anggota kelas menengah dalam partai, kurangnya koherensi, dan karakternya—sebagai sosialis revolusioner James P. Cannon menyebutnya—sebagai “toko variasi sosialis.”18 Kaum kiri juga mengecam keputusan eksekutif partai pada tahun 1912 untuk memecat siapa saja yang menganjurkan “aksi langsung” untuk melawan bos—sebuah langkah yang ditujukan kepada para pendukung Pekerja Industri Dunia (IWW) radikal di jajaran partai. Tetapi ketika kaum kiri membuat poin-poin ini untuk memenangkan lapisan pekerja yang lebih luas di dalam Partai Sosialis ke posisinya—dan kemudian pada kebutuhan untuk membentuk sebuah partai revolusioner yang eksplisit—Goldman menggunakannya untuk menyerang sosialisme secara umum. Dia berargumen bahwa aksi politik pekerja—yaitu, setiap partisipasi dalam kegiatan pemilu—adalah pengkhianatan terhadap cita-cita. Dalam serangannya terhadap sosialisme, ia menunjukkan penghinaan elitis yang sama terhadap massa yang ia tunjukkan dalam konteks lain:

Untuk mencapai langkah-langkah “revolusioner” ini, para elit pada jajaran Sosialis berlutut kepada mayoritas, mengulurkan daun palem kompromi, melayani setiap takhayul, setiap prasangka, setiap tradisi konyol. Bahkan para politisi Sosialis tahu bahwa mayoritas pemilih secara intelektual penuh dengan ketidaktahuan, bahwa ia tidak tahu sebanyak ABC Sosialisme. Karena itu orang akan berasumsi bahwa tujuan sosialis “ilmiah” ini adalah untuk mengangkat massa ke ketinggian intelektualnya. Tapi tidak ada yang seperti itu. Itu akan terlalu menyakiti perasaan mayoritas. Oleh karena itu para pemimpin harus tenggelam ke tingkat yang rendah dari daerah pemilihan mereka, oleh karena itu mereka harus melayani ketidaktahuan dan prasangka para pemilih. Dan itulah yang Sosialisme lakukan sejak terperangkap dalam perangkap politik.19

Terlepas dari upaya Goldman, Partai Sosialis berkembang menjadi hampir 120.000 anggota pada tahun 1912, ketika Debs memenangkan hampir satu juta suara untuk presiden. The Appeal to Reason, surat kabar partai yang paling banya dibaca, mencapai sirkulasi 600.000. Pada saat yang sama, kelompok politik anarkis mungkin mewakili beberapa ribu dan majalah Goldman, Mother Earth, mencapai 10.000 pembaca pada puncak sirkulasinya. 

Pengaruh relatif sosialisme dan anarkisme pada dekade pertama abad ke-20 berbicara tentang sejauh mana kedua perangkat politik itu menjawab pertanyaan-pertanyaan nyata yang dihadapi rakyat pada saat itu. Partai Sosialis menyediakan “magnet utama”20 untuk gerakan protes sosial yang meletus. Debs menggunakan kampanye kepresidenannya sebagai sarana pendidikan massal pekerja tentang perjuangan kelas dan perlunya sosialisme. Seperti yang dijelaskan Howard Zinn, “Sosialisme bergerak keluar dari lingkaran kecil imigran kota—sosialis Yahudi dan Jerman—dan menjadi sosialis Amerika.” 21 Lenin mencatat pertumbuhan Partai Sosialis: “Di Amerika dan Inggris, kejengkelan ini [perjuangan antara kelas pekerja dan kelas penguasa] memanifestasikan dirinya dalam penguatan gerakan melawan trust, dalam pertumbuhan sosialisme yang luar biasa dan perhatian dari kelas-kelas kaya di sana, dalam gerakan organisasi-organisasi pekerja, terkadang murni ekonomi, ke dalam perjuangan politik proletar yang sistematis dan independen. “22 

Sementara individu anarkis berpartisipasi penuh dalam kehidupan serikat buruh dan kampanye yang berorientasi pada isu untuk kebebasan berbicara dan sejenisnya, filsafat mereka menghambat kemampuan mereka untuk menghubungkan isu-isu langsung sehari-hari dengan perjuangan untuk masa depan anarkis. Tidak ada organisasi anarkis nasional. Akibatnya, kaum anarkis cenderung beroperasi dalam dunia mandiri yang ingin “menjalankan anarkisme” dengan memberikan contoh. Ini terutama terjadi di antara para imigran Eropa yang membentuk sebagian besar barisan anarkis. Seperti yang dijelaskan oleh sejarawan anarkisme terkemuka, Paul Avrich: “Di dalam lingkaran dan kelompok mereka, di dalam koperasi dan koloni mereka, [para anarkis imigran] menciptakan masyarakat alternatif yang sangat berbeda dari rezim yang mereka lawan. Mereka membentuk jaringan kantong-kantong anarkis, yang mereka harapkan akan menyebar dengan cepat ke seluruh negeri.”23 Sebaliknya, organisasi-organisasi ini menyusut seiring bertambahnya usia para pendiri imigran mereka. Ini adalah dunia yang dihuni Goldman. 

Tepat pada saat Partai Sosialis mulai berkembang, Goldman menarik diri dari politik. Pada tahun 1901 ia dikaitkan dengan pembunuhan lain—pembunuhan Presiden William McKinley di tangan seorang yang mengaku anarkis. Pihak otoritas menangkapnya dan mencoba menghubungkannya dengan pembunuhan itu. Otoritas mengklaim bahwa si pembunuh, Leon Czolgosz, mengakui bahwa ia adalah seorang anarkis dan sebenarnya menghadiri salah satu diskusi Goldman di Cleveland. Goldman dan kaum anarkis tidak ada hubungannya dengan pembunuhan Czolgosz atas McKinley, dan pihak berwenang membebaskan Goldman karena kurangnya bukti. Czolgosz adalah individu yang mengalami gangguan mental–dan bahkan mungkin seorang provokator polisi–bukan seorang anarkis. Tetap saja, pemerintah dan departemen kepolisian di seluruh negeri menggunakan alasan upaya pembunuhan oleh Czolgosz untuk menangkap dan mendeportasi kaum anarkis dan membubarkan pertemuan kaum anarkis. 

Emma Goldman tidak membela pembunuhan presiden. Dia bahkan secara terbuka menawarkan untuk merawat McKinley di ranjang kematiannya. Tetapi dia menolak untuk mengutuk Czolgosz, dengan alasan bahwa dia adalah “jiwa sensitif” yang tindakannya didorong oleh kondisi ketidaksetaraan sosial dan penindasan. Seperti yang bisa dibayangkan, pendirian Goldman tidak populer. Untuk sebagian besar dari lima tahun ke depan, dia dipaksa keluar dari mata publik, tidak dapat mengadakan pertemuan umum. Dia menghabiskan waktu dengan berbagai cara – bekerja sebagai perawat praktis dengan nama samaran; bepergian ke Eropa, di mana dia bertemu anarkis terkemuka dan pendukung keluarga berencana; dan bertindak sebagai promotor untuk kelompok teater Rusia.

Bohemian di Amerika Progresif

Pekerjaan terakhir ini—sebagai promotor teater–benar-benar membantunya naik kembali ke mata publik. Untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka atas upayanya, kelompok teater ini melakukan amal pada tahun 1906 untuk mengumpulkan uang yang digunakan meluncurkan Mother Earth, majalah bulanan yang menjadi salah satu majalah anarkis terkemuka di dunia. Majalah ini menerbitkan artikel para anarkis terkemuka dan menjadi kendaraan bagi Goldman—dan Berkman ketika dia keluar dari penjara—menyebarkan anarkisme khusus versi mereka.

Periode Goldman mengedit Mother Earth, 1906-1918, bertepatan dengan puncak popularitasnya. Periode inilah yang paling menarik perhatian pengagumnya saat ini. Dia melintasi negara, berbicara di hadapan ratusan dan ribuan penonton, tentang teori anarkis, drama modern, emansipasi perempuan, dan isu lainnya.

Popularitas Goldman berkembang pada masa tersebut karena, secara umum, itu adalah waktu di mana ide-ide liberal dan radikal sedang naik daun. Baik Partai Republik dan Demokrat mempromosikan reformasi progresif – regulasi bisnis yang elementer, reformasi politik (seperti pemilihan langsung para senator), dan beberapa jenis reformasi perburuhan. Secara budaya, eksperimen dalam seni dan musik modern sedang “masuk”. Partai Sosialis tumbuh dan IWW terlibat dalam pertempuran terpentingnya. Dengan demikian Goldman mendapatkan audiensi karena semangat umum saat itu. Pidato Goldman dan Mother Earth berusaha menjangkau audiens yang lebih luas, dan secara sadar bertujuan untuk keluar dari lingkungan pekerja imigran dan memasuki kelas menengah kelahiran Amerika—yang mungkin disebut “liberal salon.” Sebagian besar dari orang-orang ini tidak benar-benar berkomitmen untuk perubahan sosial yang radikal, tetapi mereka ingin bergaul dengan orang-orang di sana, terutama mereka yang berada di garis budaya di Greenwich Village New York. 

Anarkis lain yang lebih berorientasi pada kelas pekerja menuduhnya terlalu jauh untuk mencari sekutu pada kelas menengah. Dia sering bercanda bahwa tujuannya di Mother Earth adalah “mendidik kaum borjuis.” Ketika sesama anarkis Voltairine de Cleyre mengkritik orientasi majalah yang tamopaknya berorientasi pada kaum intelektual Bohemia, Goldman membalas, “Pria dan perempuan yang pertama kali mengambil spanduk sebuah ide pembebasan baru umumnya berasal dari apa yang disebut kelas terhormat …. [U]ntuk membatasi diri pada propaganda secara khusus di antara kaum tertindas tidak selalu membawa hasil yang diinginkan.”24 Meskipun Goldman adalah seorang anarkis politik, gagasannya untuk memperluas daya tariknya adalah untuk menarik budaya Bohemia. 

Goldman berjanji bahwa dia akan menjaga Mother Earth “tidak terhalang oleh kebijakan partai, bebas dari pilih kasih sektarian dan dari setiap pengaruh luar, bagaimanapun niat baiknya.”25 Meskipun dia adalah seorang anarkis politik, dia menjalankan sebagian kehidupan publiknya sebagai pekerja lepas politik. Sampai pekerjaannya selama Perang Saudara Spanyol, dia tidak berbicara sebagai perwakilan dari organisasi anarkis tertentu (selain majalahnya). Meskipun benar bahwa kelompok anarkis lokal akan mensponsori ceramahnya dan dia menyumbangkan bakat berbicara dan mengorganisirnya untuk membela IWW dalam pertarungan kebebasan berbicara selama periode ini, dia tidak berusaha membangun organisasi anarkis seperti yang dimaksudkan oleh pidato Debs untuk membangun Partai Sosialis. Pidatonya tentang drama modern dipromosikan sebanyak atau lebih dari pidatonya tentang topik-topik politik yang eksplisit. Pola kerja lepasnya sudah mapan. Sejak tahun 1890, ia terpilih sebagai dewan eksekutif Kongres Anarkis. Tapi dia berhenti tidak lama setelah itu karena menentang apa yang disebutnya “sentralisasi Jerman.” Desentralisme mungkin merupakan salah satu prinsip yang dia junjung tinggi, tapi itu membuat gerakan tidak koheren yang beroperasi sebagai kumpulan kelompok-kelompok kecil. 

Pidatonya tentang keluarga berencana paling banyak dihadiri pada tahun 1915 dan 1916, tetapi dia segera menjadi paria lagi. Ketika pemerintah AS bersiap untuk memasuki Perang Dunia Pertama, pemerintah mengeluarkan undang-undang represif yang menjadikan sebuah kejahatan untuk mengkritik upaya perang, presiden, dan wajib militer. Ketika Goldman dan Berkman merespons dengan membentuk Liga Non-Wajib Militer pada tahun 1917, nasib mereka sudah diputuskan. Pemerintah menangkap mereka, menutup majalah Mother Earth, dan, setelah persidangan dengan kesimpulan sebelumnya, menghukum mereka untuk menjalani hukuman dua tahun penjara. Ketika mereka muncul pada akhir 1919, pemerintah telah memutuskan untuk mendeportasi keduanya ke Rusia. Mereka meninggalkan New York empat hari sebelum Natal tahun 1919. 

Pengasingan Goldman dari Amerika Serikat membuka bagian akhir, dan untuk keperluan diskusi tentang hubungan antara sosialisme dan anarkisme, bagian terpenting dari karir politiknya. Masa Goldman aktif secara politik di luar negeri hampir selama masa dia aktif di Amerika Serikat. Dua revolusi – satu sosialis dan satu  anarkis – mendominasi dua puluh satu tahun terakhir hidupnya. Bagaimana dia menanggapi Revolusi Rusia dan Revolusi Spanyol tidak hanya mendefinisikan politiknya, tetapi juga memperjelas perbedaan antara sosialisme dan anarkisme. Bahkan, kesenjangan antara sosialisme dan anarkisme yang terbuka karena dua peristiwa ini sebagian besar membentuk perbedaan yang masih ada antara kedua kekuatan tersebut. Dan Emma Goldman secara langsung terkait dengan peristiwa yang menyebabkan perpecahan ini. 

Emma di Rusia Merah

Sebelum meninggalkan Amerika Serikat, Goldman telah menerbitkan sejumlah artikel dan pamflet pro-Bolshevik. Goldman menulis sebuah pamflet, “In Defense of the Bolshevik” dan Berkman memuji Trotsky atas diplomasinya – berdamai dengan Jerman sambil menyerukan para pekerja Jerman untuk menggulingkan Kaiser.26 Ketika Goldman, Berkman, dan politikus lainnya tiba di Rusia Merah pada awal 1920, mereka disambut sebagai pahlawan. Mereka bertemu dengan semua tokoh terkemuka revolusi – Lenin, Trotsky, Zinoviev, dan Kollontai. Dan pemerintah revolusioner berkeinginan untuk meminta bantuan mereka dalam pembangunan negara. Faktanya, Lenin dan Zinoviev menawari mereka berbagai posisi, dari menerjemahkan literatur Komunis Internasional (Comintern) hingga mengatur pusat pemrosesan / sanitarium untuk tahanan politik yang datang. Tetapi era perasaan baik antara kaum anarkis dan Revolusi Bolshevik ini tidak berlangsung lama.

Tidak seperti orang-orang seperti Victor Serge atau Bill Shatoff, Goldman dan Berkman enggan mengkompromikan otonomi mereka dengan mengidentifikasi terlalu dekat dengan pemerintah. Ketika Komintern meminta Berkman menerjemahkan Komunisme Sayap Kiri tulisan Lenin, dia setuju sampai dia membaca isinya, yang merupakan serangan terhadap ultra kiri, politik anti parlementer dari orang-orang seperti dia. Dia mengatakan akan melanjutkan jika dia bisa menulis sanggahan. Komintern berpikir bukan ide yang baik. Lenin dengan antusias mendukung usul Goldman bahwa dia dan Berkman mengepalai sebuah kelompok yang disebut “Russian Friends of American Liberty” untuk para tahanan politik di Amerika Serikat. Tetapi mereka menolak untuk melanjutkan proyek itu setelah Lenin menyarankan agar proyek itu diorganisir melalui Komintern. Mereka akhirnya menerima tugas untuk melakukan perjalanan dengan kereta api melalui Rusia, dan kemudian melalui Ukraina, untuk mengumpulkan artefak untuk Museum Revolusi Petrograd. Mengapa tugas ini tidak mengkompromikan prinsip otonom mereka dari pemerintah seperti tugas-tugas yang lainnya, mereka tidak pernah benar-benar mengatakan. Goldman bersikeras bahwa mereka mengambil tugas tersebut untuk lebih dekat dengan massa, tetapi sebagian besar massa yang mereka lihat adalah para petani yang mereka amati dari jendela kereta. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka, terutama di Ukraina, berhubungan dengan para intelektual. 27 

Dalam otobiografi dan dua bukunya tentang pengalamannya di Rusia– Kekecewaanku di Rusia dan Kekecewaanku Lebih Lanjut di Rusia–Goldman mengisahkan sebuah kumpulan pengamatan kecil yang membuatnya gelisah: pekerja partai menerima ransum yang lebih baik daripada anggota populasi lainnya, sekolah model bagi segelintir orang dan sekolah buruk bagi mayoritas, anarkis dipaksa untuk bertemu dalam kondisi semi-rahasia, penangkapan para anarkis, dan sebagainya. Dia menulis tentang banyaknya anarkis yang mengatakan kepadanya bahwa ini merupakan hal kecil dibandingkan dengan mempertahankan revolusi melawan kontra-revolusi, dan bekerja dengan revolusi. Dia awalnya bersedia menerima penjelasan ini, sampai peristiwa-peristiwa membuatnya tidak bisa membela kaum Bolshevik lagi. Penindasan tahun 1921 terhadap pemberontakan Kronstadt, yang diamati oleh Goldman dan Berkman dari jarak dekat di Petrograd, adalah batas terakhir bagi mereka. Sehingga, dalam buku-bukunya, dia mengadopsi pandangan penting anarkis tentang Revolusi Rusia – dengan rakyat Rusia dalam revolusi, melawan kaum Bolshevik. Baginya, perang saudara untuk mempertahankan revolusi hanyalah dalih yang digunakan kaum Bolshevik untuk membuka kedok agenda mereka yang sebenarnya – atau seperti yang dia katakan pada kata pengantar Kekecewaanku , “minoritas kecil yang bertekad menciptakan Negara absolut didorong ke penindasan dan terorisme.”

Semua ini mungkin terdengar kredibel bagi seseorang yang baru pertama kali mempelajari bukunya. Tetapi dia mengabaikan poin paling penting yang harus diketahui oleh siapa pun yang ingin memahami periode ini — bahwa terjadi dua tahun perang saudara yang telah menghancurkan produksi industri, dan pemerintahan buruh berjuang untuk kelangsungan hidupnya. Pemerintah mati-matian berusaha bertahan melawan kontra-revolusioner pribumi dan empat belas tentara asing, berharap bahwa revolusi di Eropa akan datang untuk membantunya. Dan sementara tidak ada keraguan bahwa kondisi-kondisi ini menyebabkan degenerasi revolusi, komunis yang berkomitmen merasa satu-satunya kemungkinan untuk menghidupkan kembali revolusi terletak pada pertahanannya terhadap kontra-revolusi. Victor Serge, seorang anarkis yang bergabung dengan revolusi, menulis kepada kawan-kawan anarkisnya, “Sangat penting untuk menanggapi perlunya pertahanan revolusioner ini, tentang perlunya teror dan kediktatoran, di bawah ancaman maut. Karena kenyataan suram dari revolusi adalah tidak mungkin setengah-setengah dan setengah-kalah, dan kemenangan itu berarti hidup, kekalahan berarti kematian.”28 Serge bukanlah seorang pembela orang-orang Bolshevik, dan tentu saja bukan Stalinis. Dia kemudian menjadi seorang Trotskis, menentang kediktatoran Stalin. Tapi dia, seperti kebanyakan kaum anarkis di Rusia yang bergabung dengan Partai Komunis, mengakui bahwa hanya kemenangan melawan kontrarevolusilah yang akan menciptakan kemungkinan untuk apa pun yang dikatakan oleh kaum anarkis perjuangkan.

Goldman menulis bahwa pemerintah memenjarakan kaum anarkis karena gagasan mereka. Tetapi sebagian besar kaum anarkis yang menjadi korban kepolisian Cheka adalah mereka yang mengambil tindakan melawan negara revolusioner. Mereka muncul bersama dengan Revolusioner Sosial Kiri (SR)—keturunan Narodnik—sebagai kritikus “kiri” utama kebijakan Bolshevik. Mereka menentang Perjanjian Brest-Litovsk 1918 yang menyerahkan sebagian besar Rusia untuk Kekaisaran Jerman. Kaum Bolshevik merasa Perjanjian Brest-Litovsk seperti menelan racun, tetapi mereka berpendapat bahwa mereka harus menepati seruan damai mereka—untuk keluar dari Perang Dunia Pertama.

Kaum anarkis tidak membatasi kritik mereka terhadap pemerintah hanya dengan kata-kata. Bahkan, mereka terlibat dalam terorisme melawan rezim dan perampokan bank untuk membiayai gerakan mereka. Kaum anarkis Moskow mengorganisir Pengawal Hitam, yang disusupi unsur-unsur kriminal, untuk melakukan tindakan ini. SR Kiri Fanny Kaplan mencoba membunuh Lenin pada 1918. Dan pada September 1919, tak lama sebelum Goldman tiba di Rusia, kaum anarkis dan SR Kiri benar-benar membom markas besar Partai Komunis Moskow, menewaskan dua belas dan melukai lima puluh lima. Bahkan dengan kemarahan ini, penahanan yang dilakukan terhadap kaum anarkis jauh lebih tidak konsisten dari yang ditunjukkan oleh Goldman. Anarkis yang ditangkap dibebaskan satu minggu berikutnya. Sebagian besar yang berjanji untuk tidak mengangkat senjata melawan pemerintah dibebaskan. Toko buku anarkis tetap buka sepanjang tahun 1920-an, dan pada tahun 1921 negara menyelenggarakan pemakaman atas kematian pemimpin anarkis Peter Kropotkin di mana Goldman berbicara.29 

Bahkan penindasan yang dilakukan pemerintah terhadap pemberontakan para pelaut di garnisun Kronstadt pada tahun 1921 – yang menjadi artikel utama dalam kasus anarkis melawan Revolusi Rusia – dapat dibenarkan. Jika para pelaut yang dipengaruhi oleh kaum anarkis berhasil dalam pemberontakan mereka melawan pemerintah, Tentara Putih yang kontra-revolusi akan memiliki sebuah kesempatan yang akan mereka manfaatkan untuk menjungkir balikkan revolusi. Dan alih-alih memiliki “Soviet tanpa Bolshevik,” seperti yang dituntut oleh kaum anarkis Kronstadt, mereka akan mendapatkan penghapusan Soviet, kembalinya pogrom, dan kediktatoran sayap kanan. Bahkan sejarawan anarkis utama dari pemberontakan, Paul Avrich, menulis “sejarawan dapat bersimpati dengan para pemberontak dan masih mengakui bahwa kaum Bolshevik dibenarkan dalam mengatasi mereka.”30 Menurut Goldman dan Berkman, ini adalah batas terakhir atas dukungan mereka kepada pemerintah Rusia. Mereka mengorganisir sekelompok anarkis, termasuk Serge, untuk memantau peristiwa. Goldman dan Berkman menawarkan diri untuk memimpin delegasi anarkis untuk membujuk para pelaut agar menyerah, tetapi pemerintah tidak pernah menanggapi. Usulan Goldman dan Berkman “mungkin memiliki beberapa pengaruh,” karena Soviet Petrograd mengirimi pesan para pelaut agar mereka bertemu dengan delegasi dari Soviet, termasuk komunis dan kawan-kawan non-partai. Para pelaut menolak ini, mengusulkan tidak lebih dari 15 persen anggota Partai Komunis dalam delegasi tersebut. Negosiasi antara kedua belah pihak berakhir. 31 

Ketika pemerintah menghentikan pemberontakan, Goldman dan Berkman mengeluarkan protes atas nama tiga kelompok anarko-sindikalis, sebuah protes yang ditolak oleh Serge. Goldman menuduhnya pengecut dan bekerjasama dengan kaum Bolshevik, tetapi seperti kesaksian Serge di atas, ia memiliki alasan politis untuk pendiriannya. Meskipun kaum Bolshevik menekan pemberontakan, mereka menyadari itu menandakan pertentangan yang semakin besar dari kaum tani, yang darinya sebagian besar pelaut Kronstadt berasal, ke penyitaan paksa atas gandum di bawah tindakan ekstrem “komunisme perang”. Pemerintah segera mulai menerapkan Kebijakan Ekonomi Baru, yang memperkenalkan kembali hubungan pasar. Hal ini berdampak pada peningkatan produksi pangan dan memenangkan kembali dukungan dari para petani, tetapi Goldman segera mengecam itu sebagai “pembalikan komunisme itu sendiri.”32 

Sementara pemerintah menahan kaum anarkis yang rmendestabilisasi rezim selama perang saudara, pemerintah menerima banyak orang anarkis Rusia dan anarkis buangan ke dalam barisannya. Kaum anarkis “Sovietsky” ini, seperti Serge dan Shatoff – Shatoff adalah kawan lama Goldman dan Bergman dari Amerika—tidak hanya menyadari perlunya mempertahankan revolusi, tetapi juga perlunya berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat baru. Di seluruh dunia, kaum anarkis yang terbaik—anarko-sindikalis—yang memiliki gagasan libertarian paling terkait dengan perjuangan pekerja, bergabung dengan Partai Komunis. Di Amerika Serikat, orang-orang seperti Elizabeth Gurley Flynn, Lucy Parsons, Big Bill Haywood, dan ribuan anggota IWW bergabung dengan Partai Komunis. Inilah orang-orang yang dibicarakan oleh Trotsky ketika ia membandingkan mereka dengan yang disebut sosialis, seperti Sosial Demokrat Jerman Scheidemann, yang telah mendukung masuknya pemerintah mereka sendiri ke dalam Perang Dunia Pertama.

Hanya karena saya tahu bahwa partai itu sangat diperlukan, dan saya sangat sadar akan nilai partai, dan hanya karena saya melihat Scheidemann di satu sisi, dan di sisi lain, sindikalis Amerika atau Spanyol atau Prancis yang tidak hanya ingin bertarung melawan borjuasi tetapi yang, tidak seperti Scheidemann, benar-benar ingin melepaskan diri – karena alasan ini saya katakan bahwa saya lebih suka berdiskusi dengan kawan-kawan Spanyol, Amerika, dan Prancis ini untuk membuktikan kepada mereka bahwa partai itu sangat diperlukan untuk pemenuhan misi sejarah yang ditempatkan pada mereka—penghancuran borjuasi. 33 

Trotsky melanjutkan dengan mengatakan, “Saya merasa diri saya seorang kawan di antara kawan-kawan di perusahaan [sindikat anarko Prancis] Kamerad Monatte, Rosmer dan yang lainnya dengan masa lalu yang anarkis.”34 Dia tidak akan mengatakan hal yang sama tentang Emma Goldman. Sebagai penentang Marxisme dan sosialisme seumur hidup, pujian Goldman selama dua tahun untuk kaum Bolshevik pada tahun 1917-18 merupakan pengecualian, bukan tradisi. Itu sebabnya dia agak tidak jujur untuk menggambarkan pengalamannya di Rusia sebagai “kekecewaan,” karena dia bukan pendukung sosialisme. Tetapi ini tidak ada bedanya dengan pers kapitalis yang menyiarkan kecamannya terhadap kaum Bolshevik sepanjang tahun 1920-an sebagai bukti bahwa salah satu dari “mereka” telah menyadari kesalahan dalam caranya. Menentang nasihat dari kawan-kawannya, dia menerbitkan kecaman terhadap kaum Bolshevik di New York World milik Pulitzer .

Ketika Goldman menulis pada tahun 1918 bahwa “Revolusi Rusia … menunjukkan setiap hari betapa tidak pentingnya semua teori dibandingkan dengan aktualitas kebangkitan revolusioner rakyat,” dia bisa saja menggambarkan anarkisme sebagai salah satu teori tersebut. Serge mengkritik kaum anarkis karena tidak mampu menawarkan apa pun selain kritik dan oposisi terhadap rezim. Dia mengatakan bahwa mereka yang gagal “mengadopsi posisi yang jelas dan berbeda… jika mereka tidak tanpa ragu dan di mana-mana menyelaraskan diri mereka dengan revolusi … maka mereka akan menjadi tidak berharga.” Memperhatikan berkurangnya pengaruh mereka, Serge menulis bahwa kaum anarkis akan mendapati diri mereka “tertinggal di belakang Komunis yang lebih gigih” atau “mengikuti jejak reaksi.” 35 Di depan umum, Berkman mengecam pemerintah. Tetapi secara pribadi, ia mempertimbangkan kritik dari kawan-kawannya seperti Serge. Dia menulis dalam buku hariannya pada bulan Desember 1920, “Banyak masalah vital tidak menemukan jawaban yang memadai dalam buku-buku dan teori-teori kita. Hasil-tragedi kaum Anarkis di tengah-tengah revolusi dan tidak dapat menemukan tempat atau aktivitas mereka?” Dia menulis bahwa itu tidak cukup baik hanya dengan menentang “‘kediktatoran proletariat.’ Sudahkah kita menawarkan sesuatu sebagai gantinya? ” 36 

Emma dan Revolusi Spanyol

Kemungkinan untuk menjawab pertanyaan Berkman muncul lima belas tahun setelah Goldman dan Berkman meninggalkan Rusia pada tahun 1921. Pada tahun 1936, para jenderal Spanyol, yang dipimpin oleh fasis Francisco Franco, melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah koalisi Front Popular Republikan yang terdiri atas kaum sosialis dan liberal yang memerintah negara itu. Di seluruh Spanyol, pekerja bangkit untuk mengusir kaum fasis—melawan upaya pemerintah Republik untuk “tenang.” Di Catalunya, pekerja mengambil alih tempat kerja, dan di pedesaan, petani membentuk komune dari perkebunan besar. Konfederasi Pekerja Nasional (CNT), organisasi serikat buruh anarkis, mengendalikan sebagian besar republik Spanyol anti-fasis. Mereka tetap bersekutu dengan Federasi Anarkis Iberia (FAI), kelompok payung anarkis Spanyol yang dibentuk pada tahun 1926. Mengetahui bahwa mereka telah kehilangan dukungan kepada kaum anarkis di jalan-jalan, gubernur Front Populer Catalunya Luis Companys memanggil CNT-FAI dan memberi tahu mereka banyak hal. Anda mendapat dukungan dari massa, katanya kepada mereka: Anda dapat memutuskan apakah saya tetap atau pergi. Pilihannya jelas: CNT-FAI dapat menggulingkan pemerintahan yang ada dan membentuk pemerintahan buruh revolusioner atau dapat membiarkan pemerintah borjuis berkuasa. CNT Katalunya memperdebatkannya dan memutuskan untuk menyerahkan kekuasaan kepada Companys karena mengambil kekuasaan dalam pemerintahan revolusioner berarti akan mengkompromikan prinsip-prinsip anarkis—sebuah kompromi dengan negara. Jadi mereka membiarkan kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan berlalu begitu saja. 

Tahun berikutnya, ketika popularitasnya memudar, pemerintah Front Popular mencoba mendapatkan kembali legitimasinya dengan memasukkan lebih banyak kekuatan sayap kiri. Francisco Largo Caballero, presiden federasi serikat buruh reformis utama dan pemimpin Partai Sosialis, menjadi perdana menteri. Caballero menawarkan tempat di pemerintahan nasional kepada CNT. CNT awalnya menolak, tetapi kemudian memutuskan bahwa mereka tidak dapat acuh tak acuh terhadap komposisi pemerintah meskipun itu adalah borjuis. Pengaruh Partai Komunis, yang sekarang sepenuhnya ada di belakang Rusia Stalinis, meningkat ketika bantuan Soviet mengalir ke Republik. Kaum komunis, yang mendukung penuh gagasan untuk menunda tuntutan buruh dan tani demi kepentingan mempertahankan “front luas” dengan kaum borjuis melawan fasisme, menggunakan kementerian mereka di pemerintahan untuk mendukung kekuatan mereka dan untuk melemahkan kaum anarkis.

Dari menolak untuk menggulingkan negara di Catalunya, kaum anarkis memutuskan untuk bergabung dengan pemerintah pada tingkat nasional. Mereka mengambil empat kursi di pemerintahan selain kaum liberal, sosialis dan Stalinis yang pernah mereka kecam.

Hal ini menyebabkan skandal yang cukup besar di jajaran anarkis di seluruh dunia. Tetapi bahkan para kritikus mengakui bahwa mereka benar-benar tidak memiliki alternatif untuk ditawarkan kepada kawan-kawan mereka di Spanyol. CNT dapat mempertahankan prinsip-prinsipnya dan abstain dari pemerintah, tetapi mereka tidak memiliki alternatif positif untuk ditawarkan. Alternatif itu berarti membangun organisasi tipe Bolshevik yang akan mengkampanyekan kekuatan buruh – untuk solusi buruh terhadap krisis (yaitu melakukan persis apa yang mereka tolak di Catalunya ketika kekuasaan berada dalam jangkauan). Sekelompok anarkis yang mulai menarik kesimpulan ini, Friends of Durruti, melepaskan diri dari anarkisme dan bergerak menuju Marxisme revolusioner. Karena keputusan ini, CNT mengusir mereka.

Pengkhianatan yang lebih buruk akan menyusul. Kemudian di Catalunya, pemerintah, yang dipimpin oleh Partai Sosialis dan Komunis, menyerang sentral-telepon yang telah dioperasikan oleh para pekerja anarkis sejak pemberontakan pertama. Pemerintah Front Rakyat mengimbau para pemimpin CNT-FAI untuk membujuk para pekerja menyerah — dan mereka menurut. Dengan pengkhianatan terakhir ini, banyak kekuatan popular keluar dari gerakan. Pemerintah, yang berpendapat bahwa tidak mungkin ada revolusi karena akan memprovokasi kaum kanan dan kelas menengah, pada akhirnya memotong kakinya sendiri dalam perang melawan fasisme. Sehingga ketika Barcelona jatuh ke Franco pada tahun 1938, hampir tidak ada pertahanan dari kota.

Emma Goldman terkait erat dengan semua ini karena dia menghabiskan tahun-tahun ini sebagai kepala juru bicara bahasa Inggris CNT-FAI. Setelah merasa terombang-ambing secara politik dan tertekan karena bunuh dirinya Berkman pada tahun 1936, dia mencurahkan energinya untuk membangun dukungan terhadap revolusi anarkis. Dia pergi ke Spanyol untuk melihat revolusi dari dekat. Dia mengunjungi koperasi pertanian dan tempat kerja yang dikelola pekerja. Sepertinya impian anarkis menjadi kenyataan. Tapi itu tidak terjadi. Pengalamannya selama tiga tahun itu menggambarkan semua keterbatasan dan masalah anarkisme, terutama ketika menghadapi revolusi.

Untuk pertama kalinya dalam setengah abad, Goldman bekerja di bawah disiplin politik tertentu, di bawah CNT-FAI. Sebagai juru bicara bahasa Inggris untuk CNT-FAI, dia berhasil mengatur beberapa pertemuan dan demonstrasi yang sukses untuk Revolusi Spanyol di Inggris. Tetapi dia juga mengalami konflik dengan para pemimpin CNT-FAI yang perannya sebagai kolaborator dalam pemerintahan borjuis membuat mereka semakin mengikuti langkah pemerintah. Untuk berkontribusi pada strategi pemerintah dalam mendapatkan bantuan pemerintah asing, CNT-FAI menekankan moderasi revolusi. Mereka menahan diri untuk tidak mengkritik komunis yang pelindungnya di Rusia mengirimkan bantuan ke republik. Dan itu menampar anarkis di luar Spanyol yang melihat pengkhianatan CNT-FAI kepada anarkisme. Goldman dengan demikian ditarik ke dua arah,seperti yang ditulis oleh penulis biografinya Alice Wexler:

Dia mengikuti jalan yang membingungkan dan kontradiktif, sekarang dengan gigih membela kawan-kawan Spanyol, sekarang mengkritik “kenaifan” mereka (bahkan di New York Times), sekarang meminimalkan kejahatan Republik dibandingkan dengan potensi bencana dari sebuah kemenangan Nasionalis, sekarang mencela Republik sebagai kediktatoran Stalinis. Pada suatu saat, dia berpendapat bahwa “demokrasi” hanyalah nama lain untuk fasisme; pada saat lain dia bersikeras bahwa fasisme jauh lebih buruk, bahwa seseorang setidaknya dapat “bernafas” di sebuah republik yang demokratis. Dia mengakui perlunya tindakan bersama dengan Komunis, dan kemudian mencela kolaborasi dengan Komunis sebagai pengkhianatan. Bagi mereka yang mengkritik strategi CNT-FAI, ia menawarkan pembelaan yang penuh semangat; kepada siapa saja yang membela mereka, dia menawarkan kritik. 38 

Namun ketika dorongan datang untuk mendesak, dia bangkit untuk membela CNT-FAI dan, pada kenyataannya, mengulangi sebagian besar permbelaan yang sama untuk kebijakan Republik Spanyol yang diajukan oleh Stalinis. Dia berselisih dengan kelompok pendukung anarkis Inggris untuk revolusi ketika anggota anarko-sindikalis mereka mengkritik CNT-FAI.39 Dan dalam pidatonya yang terkenal di depan organisasi anarkis internasional, International People’s Association, di Paris pada tahun 1937, dia mempertaruhkan wibawanya untuk memperdebatkan posisi CNT-FAI di depan kawan-kawan yang skeptis.

Pidato Goldman adalah pengakuan ketidakmampuan dari anarkisme Spanyol dan internasional. Pertama, dia mencatat bahwa Revolusi Spanyol bahkan lebih terisolasi daripada Revolusi Rusia, karena hanya di Spanyol dan Swedia terdapat gerakan anarkis terorganisir. Kedua, melawan mereka yang mengkritik dukungan kaum anarkis terhadap profesionalisasi tentara republik — dan militerisasi revolusi — dia berpendapat bahwa ini diperlukan karena kebutuhan memerangi kekuatan fasis yang lebih kuat. Tindakan-tindakan ini “bukan karena mereka membuat atau memilih. Mereka dipaksakan oleh perkembangan perjuangan.” 40 Dengan kata lain, dia mengulangi argumen yang sama yang dibuat oleh orang-orang seperti Victor Serge tentang Revolusi Rusia – yang tentu saja dia tolak. Dan setidaknya argumen Serge adalah untuk mempertahankan pemerintahan buruh revolusioner dalam menghadapi serangan – bukan pembenaran untuk bergabung dengan pemerintahan kapitalis. Partisipasi CNT-FAI dalam pemerintahan adalah sebuah “kejahatan yang lebih ringan” atas fasisme. Terakhir, dia memohon “persatuan” dengan alasan bahwa CNT-FAI berada di “rumah yang terbakar.” Dia mengakui bahwa “mereka telah jauh dari ideologi mereka dan kita” tetapi untuk mengkritik mereka akan seperti “menuangkan asam” pada daging mereka yang terbakar.

Dalam pidato yang ini, Goldman merangkum semua masalah anarkisme ketika berhadapan dengan revolusi. Mereka dapat tetap tidak relevan dengan perjuangan dan setia pada prinsip-prinsip mereka, atau mereka dapat membuang prinsip-prinsip mereka untuk menjadi relevan. Betapapun gelisahnya dia tentang hal ini, dia membela pengabaian prinsip kaum anarkis Spanyol. Tetapi Emma tidak pernah merenungkan apakah prinsip-prinsipnya gagal di Spanyol. Setelah kekalahan itu, ia menulis kepada seorang teman, menawarkan penjelasan yang dibuat keras-dan-benar tentang kemunduran lainnya: “Dalam ukuran tertentu kami membayar untuk keyakinan kami bahwa massa seperti itu dapat membawa perubahan mendasar. Tidak pernah ada revolusi yang lebih proletar daripada di Spanyol, tetapi ada kemiskinan yang mengerikan di pikiran dan kekuatan karakter yang hebat. Itu adalah tragedi nyata dari Spanyol.”41 Dia hidup hanya sekitar satu tahun lagi setelah kekalahan Spanyol, sekarat di Toronto pada usia 70.

Kesimpulan

Ketika Emma Goldman meninggal, gerakan yang telah ia kerjakan hampir sepanjang hidupnya juga berada di ranjang kematiannya. Dalam tahun-tahun terakhir kehidupan mereka, Berkman dan Goldman sering menceritakan pertanyaan kepada teman-teman dan buku harian mereka tentang apakah hidup mereka berarti banyak.

Mereka terlalu keras. Tidak ada keraguan bahwa Goldman berani. Dia berbicara dan mengorganisir banyak isu terpenting pada masanya. Banyak pidatonya yang penuh dengan retorika yang menginspirasi dan pukulan tajam pada kemunafikan borjuis. Dia memang membayar mahal untuk membela kepercayaannya. Tetapi dalam banyak hal ini, dia tidak berbeda dari kaum radikal lainnya. Penangkapan, pelecehan, hukuman penjara, dan pengasingan adalah hal yang biasa terjadi pada semua kaum radikal di generasinya. Tetapi untuk secara jujur mengevaluasi kontribusinya terhadap gerakan radikal pada zamannya dan kegunaan politiknya saat ini, kita harus melampaui penilaian atribut pribadinya.

Sayangnya sebagian besar pengikutnya dan penulis biografi Goldman tidak mengambil politik Goldman melebihi keanehan pribadinya. Faktanya, bagi banyak dari mereka, “semangat bebas” Goldman, Bohemianisme, dan “tilting at windmills” terus menerus sangat menarik Mungkin ini tidak mengherankan, karena Goldman menemukan kebangkitannya selama masa kejayaan Kiri Baru, yang titik awalnya adalah penolakan terhadap politik Kiri Lama dan kelas pekerja.

Meskipun dia menyebut dirinya seorang komunis kecil (k), dia di atas segalanya, seorang individualis yang percaya bahwa segelintir orang yang tercerahkan membuat perubahan sosial. Baginya, massa adalah abstraksi, atau seringkali, kutukan. Trotsky menangkap esensi politik Emma Goldman ini di dalam Diary in Exile pada 1936, ketika ia membandingkan esainya dengan Autobiografi Mother Jones :

Berbaring di udara terbuka, saya melihat-lihat kumpulan artikel oleh anarkis Emma Goldman dengan biografi singkat yang menyertainya, dan sekarang saya membaca otobiografi “Ibu Jones.” Mereka berdua berasal dari jajaran perempuan pekerja Amerika. Tapi apa bedanya! Goldman adalah seorang individualis, dengan filosofi “heroik” kecil yang dibuat dari ide-ide Kropotkin, Nietzsche dan Ibsen. Jones adalah seorang proletar Amerika yang heroik, tanpa keraguan atau retorika, tetapi juga tanpa filosofi. Goldman menetapkan dirinya sendiri untuk tujuan revolusioner, tetapi mencoba mencapainya dengan cara yang sama sekali tidak revolusioner. Mother Jones selalu menetapkan tujuan yang paling moderat: lebih banyak gaji dan lebih sedikit jam, dan berusaha mencapainya dengan cara yang berani dan revolusioner. Keduanya mencerminkan Amerika, masing-masing dengan caranya sendiri: Goldman dengan rasionalisme primitifnya, Jones dengan empirisme yang sama primitifnya. Tapi Jones mewakili tengara yang luar biasa dalam sejarah kelasnya, sementara Goldman menandakan kepergian dari kelasnya ke dalam ketiadaan individualistis. Saya tidak dapat menerima artikel Goldman: moralisasi tidak bernyawa yang berbau retorika, terlepas dari semua ketulusannya. Saya membaca otobiografi Jones dengan senang.42 

Goldman, seperti yang dikatakan oleh penulis biografinya Richard Drinnon, “pada dasarnya adalah seorang pemberontak daripada seorang revolusioner.”43 Dia, seperti banyak anarkis lainnya, tidak pernah benar-benar mengartikulasikan strategi untuk bergerak dari saat ini ke masyarakat yang diinginkannya. Dia juga tidak benar-benar membangun sebuah organisasi anarkis yang dapat membawa visi tersebut ke depan. Kecuali tugasnya sebagai perwakilan CNT-FAI, dia hampir selalu tampil sebagai kritikus sampingan, berpegang pada cita-cita anarkis bahkan ketika perjuangan menuntut jawaban yang praktis dan konkret. Itulah alasan politik utama mengapa Partai Sosialis dan Komunis mengalahkan kaum anarkis pada awal abad lalu.

Pada periode ketika dunia nyata, peristiwa-peristiwa revolusioner menguji teori-teori anarkis, teori-teori itu gagal. Itu sebabnya satu kelompok anarkis yang ide libertariannya paling terhubung dengan perjuangan pekerja – orang-orang seperti Victor Serge, Alfred Rosmer, Elizabeth Gurley Flynn, Lucy Parsons, dan Big Bill Haywood – benar-benar meninggalkan barisan anarkis dan bergabung dengan Partai Komunis. Mereka, seperti ribuan anggota IWW biasa, sampai pada kesimpulan bahwa hanya perjuangan massa kolektif yang dapat mencapai sosialisme dan bahwa hanya partai revolusioner yang dapat mengorganisir perjuangan itu. Ini adalah kaum anarkis yang bisa dirangkul oleh tradisi sosialis. Kita tidak bisa mengatakan hal yang sama tentang Emma Goldman.

Naskah diambil dari website International Socialist Review. Dapat diakses melalui Emma Goldman: a Life of Controversy diterjemahkan oleh Arjuna SR, anggota Red Elephant.

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: