AksiReportase

Puluhan Massa Berkumpul Mendirikan Tenda, Protes Keterlibatan Amerika Serikat terhadap Genosida di Palestina.

Pada Jum’at (10/5/2024) sore, para seniman yang mengatasnamakan Koalisi Musisi untuk Gaza mengagas aksi solidaritas untuk rakyat Palestina dengan mendirikan tenda di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta. Aksi ini dilakukan untuk memprotes keterlibatan Amerika Serikat dalam mendukung sekutunya, Israel, atas genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Beberapa perwakilan dari organisasi rakyat dan individu lain juga datang pada aksi solidaritas ini.

Sejak pukul 15.00 WIB, puluhan orang sudah mulai berdatangan dan langsung mendirikan tenda tepat di seberang Kedutaan Besar Amerika Serikat. Selanjutnya, beberapa peserta aksi mulai terlihat memasang bendera Palestina dan poster solidaritas besar yang dikombinasikan bertuliskan ‘FREE PALESTINA’. Peserta aksi lain kemudian melakukan aktivitas seni dengan menggambar, membuat tulisan, dan mengeluarkan poster-poster yang mereka bawa untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di Palestina dan juga mengutuk negara Israel yang dipimpin oleh perdana Menteri sayap kanan—Benjamin Netanyahu. Aksi pendudukan seperti ini dilakukan karena terinspirasi dengan aksi Pendudukan Mahasiswa yang pertama dilakukan oleh mahasiswa Universitas Columbia yang kemudian menyebar ke berbagai kampus lain di Amerika Serikat dan dunia.

Selain melakukan aktivitas pendudukan dan seni, aksi ini juga diselingi oleh mimpar bebas oleh beberapa peserta aksi. Dito, orator pertama menyampaikan, bagaimana Amerika yang seringkali dijunjung karena kemajuan demokrasi dan pengakuannya terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) tutup mata terhadap apa yang sedang terjadi di Palestina.

“Inilah standar ganda yang dimiliki oleh negara Barat seperti Amerika Serikat” ungkap Dito.

Perlu diketahui, sejak bulan oktober tahun lalu, sudah hampir 35.000 rakyat Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza, yang mayoritas terdiri dari anak-anak dan perempuan, serta mengakibatkan pulihan ribu lainnya terluka.

Kemudian, Ojan orator kedua, menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Palestina bukanlah isu agama, melainkan isu kemanusiaan.

“Tidak perlu menjadi muslim untuk memberikan solidaritas terhadap rakyat Palestina” tegas Ojan.

Memang, serangan yang dilakukan oleh Israel bukan hanya merugikan kaum muslim, tetapi juga kelompok masyarakat lain yang hidup di Palestina. Salah satunya adalah masyarakat Kristen yang harus merelakan gereja mereka dibom dan diserang oleh tentara Israel.

Karena itu, perwakilan orator dari Resistance kemudian menjelaskan bahwa di berbagai negara, solidaritas terhadap Palestina banyak berkembang, tidak hanya dari masyarakat muslim, tapi juga Kristian, kaum Yahudi, kelompok LGBTQ, Ateis, dan lain sebagainya.

“Dalam perjuangan melawan kolonialisme dan penjajahan, kaum tertindas apapun latar belakangnya sangat penting untuk bersatu dan membangun gerakan solidaritas yang lebih besar sebagaimana yang sedang berkembang di kampus-kampus Amerika dan Australia” tegasnya.

Selain itu, perwakilan dari Resistance ini juga menekankan bagaimana pentingnya masyarakat untuk bersikap lebih kritis terhadap pemerintah Indonesia, misalnya mengenai Solusi Dua Negara yang mereka tawarkan.

“Hal ini bisa saja melegitimasi eksistensi Negara Zionis Israel yang selama berdirinya terus melakukan diskriminasi, pengambilalihan tanah, pendudukan, dan represi hingga pembunuhan terhadap rakyat Palestina” terangnya.

Orasi juga diselingi dengan beberapa peserta aksi menampilkan performa musik dan juga doa bersama.

Setelah pukul 18.00, massa aksi memutuskan untuk meneruskan aksi solidaritasnya dengan menginap dan menduduki areal sekitar depan Kedutaan. Namun, selang beberapa menit kemudian, satu pasukan kepolisian datang meminta massa aksi menurunkan tenda-tendanya dan menghentikan aksi solidaritas dengan alasan bahwa aksi tidak berizin dan sudah lewat malam hari. Sempat terjadi perselisihan antara massa aksi yang ingin mempertahankan kebebasan berekspresinya dan beberapa personil kepolisian, hingga akhirnya massa aksi terpaksa harus menurunkan tenda-tendanya.

Meskipun demikian, massa aksi tetap berkomitmen bahwa aksi semacam ini akan terus dilakukan dan tidak akan berhenti sampai Palestina mendapatkan kemerdekaannya yang sejati.

Aksi ditutup dengan massa aksi meneriakkan slogan solidaritas “Free Palestine” dan “From the River to the Sea, Palestine Will Be Free”. (taw)

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: