Sejarah

Perjuangan Nadezhda Krupskaya Untuk Sosialisme

Nadezhda (Nadia) Krupskaya lahir pada 26 Februari 1869 di St. Petersburg, ia menjadi seorang Marxis di awal 1890-an. Sebagai seorang guru, ia memulai hidupnya untuk melayani dengan memberikan kelas malam Marxisme bagi para buruh dan kemudian membantu mendirikan Liga Perjuangan untuk Emansipasi Kelas Buruh bersama Lenin, yang dia temui pada 1894. Selama pemogokan tahun 1896 dia dipenjara selama enam bulan dan diasingkan ke Siberia selama tiga tahun. Di sana ia menikahi Lenin. Sepanjang hidup mereka bersama, Krupskaya merupakan kolaborator terdekat Lenin, menjadi sekretaris dan orang kepercayaan Lenin dalam semua pekerjaannya.

Pada tahun 1901 mereka dibebaskan dan meninggalkan Rusia ke pengasingan. Krupskaya memainkan peran kunci dalam organisasi sosial-demokratik bawah tanah dan para emigran Rusia serta memegang berbagai tanggung jawab posisi penting selama bertahun-tahun. Trotsky dalam otobiografinya (“My Life”, 1930) juga menyebutkan peran sentral Krupskaya dalam kerja hari-ke-hari dari RSDLP (Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia) dan korannya, Iskra. Trotsky menyebutkan, “Sebagai Sekretaris Dewan Editorial, ia berada di pusat semua kegiatan organisasi, dia menerima kawan-kawan ketika mereka tiba, memberi arahan ketika mereka pergi, membangun koneksi, menyediakan alamat rahasia, menulis surat, membuat kode dan memecahkan kode korespondensi. Di kamarnya selalu ada bau kertas terbakar dari surat-surat rahasia yang dipanaskannya untuk bisa dibaca…” Selama di pengasingan ia melanjutkan perhatiannya yang kuat dalam teori maupun praktik pendidikan progresif, mempelajari sekolah-sekolah asing, dan sastra.

Dunia revolusioner adalah tempat yang jauh lebih setara daripada masyarakat konvensional karena Bolsheviks percaya bahwa perempuan harus bekerja setara dengan laki-laki di dalam partai. Partai membutuhkan setiap individu sehat yang dapat direkrut sehingga ada sangat sedikit pembagian kerja berbasis gender di antara kaum revolusioner. Perempuan bersama laki-laki mengorganisir mesin cetak, mengorganisir kelompok-kelompok buruh, menulis artikel, mengedit koran, memberikan pidato, dan menembakkan senjata. Perempuan juga bekerja sebagai pemimpin dalam komite partai – selain Nadezhda Krupskaya, ada Inessa Armand, Evgenia Bosh, Alexandra Kollontai, dan Elena Stasova – yang berperan penting sebagai pemimpin sentral dalam beberapa waktu yang berbeda.

Rabotnitsa diluncurkan tahun 1914 yang merupakan jurnal perempuan sosialis pertama dan yang paling kuat perspektif kirinya dari seluruh publikasi bertema perempuan. Edisi pertama diterbitkan memperingati Hari Perempuan Internasional, pada 23 Februari 1914, dengan 12.000 eksemplar. Rabotnitsa menyatukan Armand, Krupskaya, Krupskaya, Kollontai, Samoilova, Ludmila Stal, dan Praskovia Kudelli, yang kemudian merumuskan kebijakan partai tentang perempuan dan memimpin program Soviet untuk emansipasi perempuan setelah revolusi. Mereka menyadari bahwa perempuan memiliki bagian yang semakin penting dalam tenaga kerja namun sulit untuk dimobilisasi karena mereka takut akan konsekuensi dari aktivisme politik. Publikasi seperti Rabotnitsa dan pertemuan-pertemuan yang ditujukan secara spesifik bagi perempuan, seperti Hari Perempuan Internasional, adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kesadaran perempuan dan melibatkan mereka dalam gerakan revolusioner yang mana mereka dapat berpartisipasi setara dengan laki-laki. Kebijakan ini terbukti benar ketika Hari Perempuan Internasional tahun 1917, para buruh tekstil perempuan mogok kerja di Petrograd. Mereka meneriakkan tuntutan mereka, slogan yang terkenal adalah ‘roti dan perdamaian’, menuntut upah yang layak, melawan otokrasi dan menentang perang – mereka berbaris kota-kota pinggiran yang berisi kelas buruh, menyerukan agar orang-orang keluar, ikut barisan, dan mendukung mereka. Ini yang mereka lakukan hari demi hari, semakin banyak orang yang berkumpul untuk memprotes menentang perang dan kebijakan Tsar. Setelah beberapa hari pasukan Tsar dikirim untuk membubarkan kerumunan, namun akhirnya komando tinggi militer berbalik melawan Tsar. Tsar terpaksa turun tahta dan Revolusi Rusia telah dimulai – itu dipicu oleh buruh perempuan.

Setelah Revolusi Februari, Nadezhda Krupskaya kembali ke Rusia bersama Lenin, tempat dia bekerja di sekretariat Komite Sentral hingga terpilih ke Distrik Vyborg, Duma, di Petrogard, di mana ia aktif di departemen yang berurusan dengan pendidikan popular. Setelah Revolusi Oktober ia memainkan peran utama dalam Komisariat Rakyat untuk Pendidikan. Di sini lah ia mengambil minat khusus dalam pendidikan orang dewasa. Pada saat yang sama ia membantu mengorganisir Zhenotdel dan organisasi-organisasi kaum muda – Komsomol dan Pioneers – serta menulis banyak artikel untuk surat kabar dan jurnal. Krupskaya terus fokus kepada permasalahan pendidikan dan organisasi kaum muda. Menurutnya agar dapat terpelajar, kaum muda membutuhkan akses yang lebih baik kepada buku dan bahan-bahan belajar lainnya. Krupskaya adalah seorang Marxis yang berkomitmen pada pendidikan publik, karena itu adalah satu langkah menuju peningkatan kualitas hidup rakyat Rusia, memberikan semua individu akses ke alat-alat pendidikan dan perpustakaan, yang diperlukan untuk menempa kehidupan yang lebih bermakna. Alat-alat itu adalah sistem pendidikan dan perpustakaan yang bebas bagi semua orang.

Dia adalah seorang revolusioner sebelum dia bertemu dengan Lenin, pandangan politiknya semakin kokoh sejak pernikahannya. Kolaborasi politik selama puluhan tahun telah membuktikan padanya kebenaran pandangan politik Lenin dan ia menjadi terbiasa mempercayai penilaian Lenin. Selepas kematian Lenin, sulit bagi Krupskaya untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam situasi yang memburuk dengan sangat cepat. Nasib anggota perempuan Partai Bolshevik tidak berbeda dengan kawan laki-laki mereka. Sejumlah kecil memainkan peran yang lebih besar atau lebih kecil sebagai oposisi komunis revolusioner menentang Stalin. Beberapa lainnya menjadi Stalinis dan menjual teman mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Sebagian besarnya, menundukkan kepala, berusaha untuk tidak menarik perhatian dan berharap mimpi buruk segera berlalu. Menentang Stalin, Krupskaya masuk pada kemungkinan perpecahan terbuka antara elemen revolusioner dan para kariris. Pada masa yang singkat ia mengikuti Oposisi Bersatu dengan Trotsy dan Zinoviev pada 1925-1926, hingga kemudian menyerah pada Stalin. Perempuan Bolshevik paling terkenal – Kollontai, Krupskata, dan Stasova – bisa menghindari penangkapan namun terpaksa tunduk pada kompromi menjijikan dan menghancurkan jiwa dengan Stalin dan mengalami bertahun-tahun pelecehan, penghinaan, dan ketakutan.

Sampai kematiannya pada tahun 1939, dia ditekan untuk memainkan peran publik sebagai janda Lenin sementara secara privat menanggung penghinaan dan pengawasan ketat oleh polisi rahasia Stalin. Dia adalah saksi mata tak berdaya atas kehancuran hampir seluruh pemimpin-pemimpin lama Bolshevik, kawan-kawanmya dari masa sulit saat pembangunan partai dan hari-hari yang sulit di pengasingan. Krupskaya, tulis Trotsky dalam artikel obituarinya, “adalah pribadi yang luar biasa dalam pengabdiannya pada tujuan, energinya, dan kemurnian karakternya. Kecerdasannya tidak diragukan… seorang revolusioner yang tak tercela dan satu dari tokoh paling tragis dalam sejarah revolusioner.”

Kini perempuan-perempuan Bolshevik hampir terlupakan – dikerdilkan bersama dengan Partai Komunis di Rusia pasca-soviet dan sebagian besar tidak diketahui di seluruh dunia. Namun kita harus mengingat mereka sebagai revolusioner hebat. Mereka termasuk di antara perintis sosialisme yang kita berdiri di atas pondasi yang mereka bangun. Karena perjuangan mereka lah kita dapat melihat lebih jelas jalan yang harus diikuti, serta perangkap yang harus dihindari. Perjuangan Nadezhda Krupskaya dan kawan-kawan harus menginspirasi kita. Mereka berjuang dan menderita untuk menciptakan revolusi sosialis pertama dunia, berbaris menuju masa depan baru yang cerah di mana perempuan dan laki-laki dapat benar-benar bebas dan setara.[]

ditulis oleh Aghe Bagasatriya, kader Perserikatan Sosialis dan anggota Muda Melawan

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: