Internasional

Perjuangan Melawan Razia ICE di Amerika

Jumat (6 Juni), U.S. Departemen Imigrasi dan Bea Cukai, Immigration and Customs Enforcement (ICE), mendapatkan surat perintah razia imigrasi dan melakukan tindakan represif di berbagai lokasi di Los Angeles. Agen Federal menangkap 100 imigran buruh dan termasuk sekitar dua puluhan buruh dari Ambiance Apparel di Distrik Fashion di pusat kota LA. Beberapa imigran yang ditangkap tersebut merupakan bagian dari komunitas yang erat dan memiliki hubungan khusus dengan kota adat Zapotec yang sama di Veracruz, Mexico.

Sebelumnya, pemerintah Trump telah berupaya meningkatkan jumlah penangkapan hariannya sebagai upaya untuk memenuhi janji kampanye Trump untuk melaksanakan operasi deportasi terbesar dalam sejarah AS. Menurut Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Stephen Miller mengatakan bahwa target pada bulan Mei adalah sedikit 3.000 penangkapan setiap hari. Sejak itu pemerintah AS telah berupaya meningkatkan jumlah penangkapannya untuk memenuhi tujuan tersebut.

Protes besar-besaran segera terjadi di pusat Los Angeles (6/06) yang dipimpin oleh organisasi Coalition for Humane Rights (CHIRLA), Migrante Philippines dan beberapa kelompok aktivis dan pekerja buruh. Salah satu tokoh yang ditangkap adalah David Huerta, presiden Serikat Buruh Layanan Internasional (SEIU), ditahan karena menghalangi kendaraan ICE. Ia mengalami cedera dan harus dipindahkan ke Pusat Penahanan Metropolitan. Sekitar 500 orang berkumpul di Gedung Federal Roybal, membawa spanduk Anti-ICE seperti “tidak ada yang ilegal di tanah curian”, pro-imigran, dan bendera Mexico dan Palestina. Lalu, Polisi melancarkan represi kepada demonstran, menembakan peluru karet dan melemparkan gas air mata, granat kejut dan semprotan merica. Beberapa demonstran membalasnya dengan melemparkan beton, botol dan objek lainnya.

Pada hari minggu (8/06), sekitar 10.000 demonstran hadir di kota LA mengelilingi gedung pemerintah termasuk pusat penahananan dimana ICE menahan imigran yang telah diculik beberapa hari terakhir, menahan mereka di ruang bawah tanah gedung tersebut. Di malam yang sama, polisi Los Angeles telah menangkap 10 demonstran dan 17 lainnya tditangkap oleh Patrol Tol California di Jalan Tol 101.

Protes penggerebekan di tempat kerja di California tetap berlanjut pada hari Senin (9/06). Trump mengumumkan untuk mengirim 700 marinir ke California selama 30 hari sebagai response anti- ICE protest. Lalu, Juru bicara Pentagon Sean Parnell, mengatakan pada hari Senin akan ada 2000 pasukan Garda Nasional yang akan dimobilisasi. Gavin Newsom, Gubernur California dan Jaksa Agung California Rob Bonta menolak keputusan Trump untuk mengirimkan Garda Nasional ke California.

Trump telah “menciptakan ketakutan dan teror dengan gagal mematuhi konstitusi AS dan melampaui kewenangannya … untuk mengambil alih militansi negara, merusak pondasi republik kita” ujar Newsom, Gubernur di California. Tanggapan Trump terhadap protes merupakan pertama kalinya sejak 1965, seorang presiden mengerahkan Garda Nasional tanpa persetujuan negara bagian.

Sementara itu, Serikat Buruh Jasa Internasional (SEIU) menyerukan protes di kota-kota seluruh negeri sebagai tanggapan pemerintahan Trump terhadap demonstrasi dan tindakan represif terhadap David Huerta.

Lalu di New York dilancarkan protes penolakan terhadapTrump yang menunjukan militansi rakyat melawan kebijakan yang rasis (9/06). Murad Awawdeh, Presiden Koalisi Imigrasi New York, mengatakan bahwa “kebijakan ini adalah kelanjutan dari larangan komunitas Muslim dan perjalanan dibawah pemerintahan Trump yang pertama yang memisahkan keluarga dan merugikan komunitas kami”.

Razia ICE terus berlanjut di seluruh negeri, jam malam mulai berlaku selasa malam (11/06) di Los Angeles. Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan bahwa jam malam akan dimulai pukul 8 malam sampai pukul 6 pagi untuk meredakan “kerusuhan”. Beberapa aktivis berkumpul di New York, Boston, Chicago, Dallas, Atlanta dan tempat lainnya menolak kebijakan Trump terhadap imigran dan tindakan represif.

Kamis malam (12/06), Hakim distrik AS Charles Breyer memutuskan bahwa Donald Trump tidak sah untuk memfederalisasi Garda Nasional California untuk ‘meredakan’ protes massa terhadap razia ICE di Los Angeles. Breyer mengeluarkan perintah penghentian sementara untuk mendemobilisasi Garda Nasional dan mengembalikan kendali pasukan kepada Gubernur California Gavin Newsom.

Konferensi pers yang diadakan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri (DHS) Kristi Noem di LA pada hari kamis (12/06), petugas keamanan bergulat dan mengusir Senator AS Alex Padilla saat ia berunjuk rasa bahwa ia sebagai senator dan ingin mengajukan pertanyaan kepada menteri keamanan dalam negeri. Alex berbicara kepada wartawan tentang kejadian razia imigrasi dan berkata bahwa “Jika ini adalah cara pemerintah ini (AS), menanggapi seorang senator dengan sebuah pertanyaan, anda dapat membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadap para buruh, pertanian, para juru masak di komunitas Los Angeles dan di seluruh California dan, di Seluruh Negeri.”

Lalu, Presiden Donald Trump mengelar parade militer akbar (14/06) yang dinantikan oleh Trump sendiri selama bertahun-tahun itu, meluncur di Constitution Avenue, Washington, DC, dengan tank, pasukan dan penghormatan senjata sebanyak 21 kali untuk merayakan parade militer yang ke 250 sekaligus ulang tahunnya yang ke-79. Ditonton oleh ribuan dan diiringi dengan protes di seluruh negeri yang mengutuk pemimpin Republik sebagai “diktator” dan “raja”.

Lebih dari 5 juta orang berpartisipasi dalam 2.000 protest yang direncanakan, dengan massa yang mengecam otoritarianisme dan menuntut demokrasi.

Lalu, Trump telah kembali membuka penangkapan buruh imigran di hotel, restoran dan pertanian (18/06), Tricia McLaughlin, asisten sekretaris di Departemen Keamanan Dalam Negeri, menyatakan sebuah pernyataan rasis bahwa “tidak akan ada ruang aman bagi industri yang melindungi penjahat kekerasan atau dengan sengaja mencoba melemahkan upaya (menghindari) ICE “ dan “menargetkan jaringan ketenagakerjaan ilegal yang merugikan pekerja Amerika, mengganggu stabilitas pasar tenaga kerja, mengekspos infrastruktur penting terhadap eksploitasi.”

Apa yang akan terjadi kepada mereka?
Data dari ICE menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menargetkan yang mempunyai catatan kriminal tetapi mereka yang ‘tidak memiliki dokumen sah. Menurut Trace Reports, jumlah orang yang ditahan di fasilitas ICE di seluruh AS per 1 Juni – telah mencapai 51.302 orang ditahan dan jumlah tertinggi sejak 2019.

Orang-orang yang dipenjara oleh ICE harus menunggu sidang hakim yang biasanya selama seminggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk sebagian orang. Berdasarkan website Bantuan hukum Illinois, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendeportasi imigran dengan perintah pengusiran akhir tergantung pada negara asal orang tersebut dan itu pun tergantung kepada orang tersebut memiliki dokumen untuk mendapatkan persetujuan negara tersebut agar deportasi dapat dilakukan. Di sisi lain, ICE kadang tidak pernah dapat mendeportasi orang dari beberapa negara dengan alasan tidak mempunyai dokumen yang diperlukan atau negara tersebut menolak menerima orang tersebut dideportasi.

Dengan jumlah hakim yang tidak banyak dan jumlah orang yang ditahan oleh ICE begitu banyak, orang-orang akan harus menunggu selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun di fasilitas kamp pengasingan. Menurut akun Kitty-Pelosi di tumblr, “Tujuan langsung dari kebijakan Trump sekarang adalah membanjiri peradilan imigrasi agar bisa mengumpulkan banyak orang yang ditahan tanpa dokumen. Begitu jumlahnya begitu banyak, pemerintah akan berkata ‘Kami tidak dapat menangani ini semua’, hakim tidak cukup!’, namun pemerintah tidak akan menyediakan lebih banyak hakim untuk mendeportasi, dan langkah selanjutnya adalah memungkinkan fasilitas penahanan untuk lebih mudah menjual dan mengeksploitasi tenaga kerja mereka”

Menurut penelitian Loren Collingwood, Jason. L Morin dan Rachel Torres meneliti hubungan antara pembuatan undang-undang kongres dan lobi industri penjara swasta. Penelitian ini mengkaji hubungan antara sumbangan kampanye yang diberikan atas nama industri penjara swasta dan suatu bentuk pengambilan posisi yang belum teruji-pendanaan bersama RUU- di DPR AS. Setiap tahun penjara swasta di seluruh AS menghasilkan ratusan juta dolar yang semakin menguntungkan dengan memenjarakan imigran.

Walaupun penyiksaan dan eksploitasi terjadi di semua penahanan, perbedaan yang paling signifikan adalah motif korporat dari fasilitas yang diprivatisasi yang mengejar keuntungan. Perusahan penjara seperti GEO Group dan Core Civic–penjara yang sistematis mengeksploitasi orang-orang untuk mendapatkan kerja dengan upah kurang lebih dari $1 atau perbudakan,untuk meningkatkan harga saham mereka melalui perdagangan kerja yang dilegalkan secara langsung. Menurut penelitian, fasilitas privatisasi yang mengapung imigran, CoreCivic mengoperasikan tiga fasilitas pemasyarakatan di New Mexico dan The GEO Group memiliki dua.

Peneliti juga menemukan bahwa anggota Kongres yang menghadapi risiko politik lebih berat saat mendukung undang yang selaras dengan kelompok kepentingan khusus mendapatkan gaji atau finansial lebih tinggi. Dari temuan ini memiliki implikasi penting terkait peran Kongress dalam penahanan imigran. Dengan banyak permintaan industri untuk penahanan, dan pasokan yang tampaknya tidak pernah habis, menunjukkan bahwa jika ada anggota Kongress tertarik dengan sumbangan dari industri privatisasi, mereka juga akan mendukung undang-undang yang mengkriminalisasi imigran. Kebijakan ini yang menghukum imigrasi yang meningkatkan pasokan tahanan imigran akan menyebabkan pemerintah federal untuk memprioritas industri penjara swasta untuk memberi lebih banyak kontrak, penambahan tempat tidur untuk fasilitas penahanan dan pembangunan pusat penahanan imigran baru.

Perjuangan yang Terhubung Secara Global

Gelombang perlawanan terhadap kekerasan negara di Amerika Serikat mencerminkan perjuangan yang lebih luas dan terhubung secara global. Di seluruh dunia, kita menyaksikan kekejaman imperialisme Amerika yang sistematis merampas hak sekelompok orang dan terhadap negara lain untuk kepentingan khusus. Dari penggunaan militer, industri swasta dan bahasa- imperialisme Amerika menunjukkan bahwa penindasan tidak hanya dilakukan melalui senjata, tetapi melalui hegemoni budaya, ekonomi dan ideologi.

ICE yang didirikan setelah 9/11 untuk memprofil dan memburu kaum muslim, sekarang ICE digunakan untuk menegakkan penargetan politik rasis terhadap warga Meksiko atau Latin Amerika.

Tindakan intervensi militer di Amerika tidak jauh berbeda dengan – tindakan represif oleh aparat di Indonesia – dimana militer digunakan untuk mendominasi ruang demokrasi dan kepentingan khusus. Militer yang digunakan untuk mendukung rezim otoriter di Indonesia dan terkoneksi dengan cara mereka memainkan instrumen negara untuk menjajah kaum adat.

ditulis oleh Laura.M, Simpatisan Perserikatan Sosialis

Loading

Comment here