Perspektif

Pandangan Perserikatan Sosialis Mengenai Perlawanan Agustus

Pada Forum Konsolidasi Gerakan Kiri tanggal 14 September 2025, Perserikatan Sosialis menyampaikan pandangannya terkait dengan Perlawanan Agustus.

Forum Konsolidasi Gerakan Kiri adalah forum bulanan yang dimulai sejak Maret 2025 dan diinisiasi oleh Perserikatan Sosialis serta Partai Pembebasan Rakyat. Forum ini diharapkan menjadi tempat berkumpul dan berdiskusi berbagai kelompok kiri yang ada di Indonesia.

Dalam forum tersebut Perserikatan Sosialis menjelaskan mengenai konsolidasi faksi-faksi elit politik yang dilakukan oleh Prabowo-Gibran berkonsekwensi munculnya kebijakan-kebijakan yang memang benar-benar sepenuhnya menguntungkan para elit politik itu sendiri. Termasuk kebijakan-kebijakan yang sifatnya menjaga penindasan dan eksploitasi yang mereka lakukan. Kondisi tersebut menghasilkan kesenjangan sosial yang semakin besar.

Perserikatan Sosialis juga menjelaskan bahwa karakter Perlawanan Agustus spontan, dengan cepat naik dan cepat turun. Termasuk absennya kepemipinan secara nasional. Model ledakan spontan tersebut telah muncul setidaknya sejak gerakan Reformasi Dikorupsi tahun 2019, Omnibus Law, Peringatan Darurat hingga Anti Revisi UU TNI. Demikian pula dalam setiap ledakan massa spontan tersebut, sebenarnya belum dapat mencapai kemenangan atas tuntutannya. Dengan kondisi seperti itu maka para elit politik menjadi sombong dalam menghadapinya, terlihat dalam komentar-komentar para elit politik seperti tuntutan rakyat yang dikatakan tolol.

Perlawanan Agustus menurun karena represi besar-besaran Rezim Prabowo-Gibran. Ini artinya dasar dari perlawanan tersebut, yaitu persoalan kesenjangan sosial belum diselesaikan. Rezim Prabowo-Gibran juga berupaya untuk memberikan sogokan serta ilusi terutama kepada kelas menengah atas. Ini dilakukan dengan mengundang dan mengumpulkan kelompok-kelompok seperti BEM, organisasi keagamaan, Gerakan 17+8 ataupun LSM-LSM. Termasuk juga memenuhi tuntutan-tuntutan dari mereka, khususnya Gerakan 17+8, untuk membentuk tim reformasi.

Kita tidak bisa menghindari adanya intervensi dari para elit politik, faksi apapun. Untuk menghadapi itu, program transisional perlu diajukan untuk memberikan garis demarkasi yang jelas antara buruh dan rakyat dengan para elit politik. Bukan tuntutan-tuntutan seperti 17+8 yang moderat dan tidak mendorong perkembangan perlawanan.

Meredanya Perlawanan Agustus bukan berarti selesainya gerakan saat ini. Belajar dari pengalaman Revolusi 1917 di Rusia, Revolusi juga merupakan sebuah proses yang terdapat naik dan turun.

Saat ini yang dibutuhkan adalah konsolidasi nasional gerakan, termasuk bahkan dengan Gerakan 17+8. Dengan catatan bahwa kita tidak boleh memoderasi program ataupun tuntutan kita.

Loading

Comment here