Teori

Partai Sosialis dan Revolusionisme Non Partai

Diterbitkan: Novaya Zhizh, No 22 dan 27, 26 November dan 2 Desember 1905. Ditanda tangani N Lenin. Diterbitkan sesuai dengan teks di Novaycz Zhizn

I

Gerakan revolusioner di Rusia, yang dengan cepat menyebar ke bagian-bagian baru populasi, menyebabkan peningkatan jumlah organisasi non partai. Semakin lama dorongan untuk berorganisasi ditindas dan dikejar-kejar, semakin dengan memaksa dia akan menegaskan dirinya. Semua jenis organisasi, sering kali longgar dalam bentuk, dan orisinil dalam karakter, terus menerus tumbuh. Mereka tidak memiliki batasan-batasan keras dan cepat, seperti organisasi di Eropa. Serikat buruh mengambil karakter politik. Perjuangan politik bercampur dengan perjuangan ekonomi – sebagai contoh seperti didalam pemogokan – dan hal ini memunculkan organisasi dari berbagai tipe campuran yang temporer, sedikit banyak permanen.

Apa signifikansi dari fenomena ini dan apa yang seharusnya menjadi sikap dari kaum Sosial Demokrat terhadap mereka?

Kepatuhan ketat terhadap prinsip partai adalah kewajaran dan hasil dari perjuangan kelas yang telah sangat berkembang. Dan, demikian juga sebaliknya, kepentingan perjuangan kelas yang terbuka dan luas menuntut pengembangan prinsip partai yang ketat. Itulah sebabnya partai proletar yang berkesadaran kelas, Partai Sosial-Demokrat, selalu dengan benar memerangi ide non-partai, dan telah bekerja terus untuk membangun partai buruh sosialis, yang terajut erat, konsisten dalam prinsip-prinsipnya. Semakin menyeluruh perkembangan kapitalisme memecah seluruh rakyat kedalam kelas-kelas, menonjolkan kontradiksi diantara mereka, semakin besar keberhasilan pekerjaan tersebut di antara massa.

Adalah cukup alami bahwa revolusi saat ini di Rusia akan memunculkan, dan akan terus memunculkan, banyak organisasi non partai. Ini adalah revolusi demokratik, yaitu borjuis dalam isi sosial dan ekonominya. Revolusi ini adalah menggulingkan sistem otokratik semi feodal, mengekstrak sistem borjuis darinya, dan oleh karena itu  menjadikan berlaku tuntutan dari semua kelas-kelas dari masyarakat borjuis – dalam makna inilah berarti menjadi revolusi seluruh rakyat. Tentu saja hal ini tidak berarti bahwa revolusi kita bukanlah sebuah revolusi kelas; tentu saja tidak. Namun revolusi ini diarahkan terhadap kelas-kelas dan kasta-kasta yang sudah menjadi dan dalam proses menjadi usang dari titik pandang masyarakat borjuis, yang asing bagi masyarakat tersebut dan menghambat perkembangannya. Dan karena keseluruhan kehidupan ekonomi dari negeri itu telah menjadi borjuis dalam semua ciri-ciri utamanya, sejak mayoritas besar elemen populasi faktanya telah hidup dalam kondisi keberadaan borjuis, elemen-elemen anti revolusioner tentu saja sangat sedikit dalam jumlahnya, terdiri dari “segelintir” dibandingkan dengan “rakyat”. Oleh karenanya sifat kelas dari revolusi borjuis tidak dapat dihindari mengungkapkan dirinya sendiri dalam sifat “popular”, pada pandangan pertama non kelas, dari perjuangan seluruh kelas dalam masyarakat borjuis melawan otokrasi dan feodalisme.

Epos revolusi borjuis di Rusia, tidak kurang dari negeri-negeri lainnya, dibedakan oleh kondisi yang relatif kurang berkembang dari kontradiksi kelas yang khas didalam masyarakat kapitalis. Betul, di Rusia kapitalisme lebih berkembang pada saat ini ketimbang di Jerman pada 1848, alih-alih di Perancis pada tahun 1789; namun tidak diragukan fakta bahwa di Rusia antagonisme yang sepenuhnya kapitalis sangat sangat ditutupi oleh antagonisme antara “budaya” dan barbarisme Asia, Eropaisme dan Tartarisme, kapitalisme dan feodalisme; dengan kata lain, tuntutan yang dimajukan hari ini adalah tuntutan-tuntutan pemuasan yang akan mengembangkan kapitalisme, membersihkannya dari ampas feodalisme dan memperbaiki kondisi kehidupan dan perjuangan baik untuk proletariat dan untuk borjuasi.

Memang, jika kita meneliti tuntutan-tuntutan, instruksi-instruksi dan keluhan-keluhan, yang sekarang dimajukan dalam jumlah banyak disetiap pabrik, kantor, regimen, unit polisi, paroki, institusi pendidikan, dan sebagainya, di seluruh Rusia, kita akan dapat dengan mudah melihat bahwa mayoritas besar darinya berisi tuntutan yang murni “kebudayaan”, jika kita bisa menyebutnya seperti itu. Apa yang saya maksudkan sebenarnya adalah tidak ada tuntutan klas khusus, namun tuntutan untuk hak-hak elementer, tuntutan yang tidak akan menghancurkan kapitalisme namun sebaliknya membawanya didalam kerangka Eropaisme dan membebaskannya dari barbarisme, kebuasan; korupsi dan sisa-sisa yang bertahan dari perbudakan “Rusia” lainnya. Esensinya bahkan tuntutan proletar terbatas, dalam banyak kasus, untuk mereformasi hal-hal yang sepenuhnya dapat dicapai di dalam kerangka kapitalisme. Apa yang dituntut oleh proletariat Rusia sekarang dan segera bukanlah sesuatu yang akan merusak kapitalisme, namun sesuatu yang akan membersihkannya, sesuatu yang akan mempercepat dan mengintensifkan perkembangannya.

Tentu saja sebagai hasil dari posisi khusus yang ditempati oleh proletariat di dalam masyarakat kapitalis, tuntutan buruh menuju sosialisme, dan aliansi mereka dengan Partai Sosialis menegaskan diri mereka sendiri sebagai kekuatan elemental pada tahapan sangat awal dari gerakan. Namun tuntutan yang murni sosialis masih merupakan persoalan di masa depan: tuntutan segera hari ini adalah tuntutan demokratis buruh di dalam bidang politik dan tuntutan ekonomi didalam kerangka kapitalisme dalam bidang ekonomi. Bahkan proletariat membuat revolusi, karena itu, didalam batasan program minimum dan bukan program maksimum. Sedangkan untuk kaum tani, massa luas dan secara jumlah besar dari populasi, “Program maksimumnya”, tujuan akhirnya, tidak melampaui batasan-batasan kapitalisme, yang akan tumbuh lebih luas dan subur jika semua tanah diserahkan kepada seluruh kaum tani dan seluruh rakyat. Hari ini revolusi petani adalah revolusi borjuis – namun banyak kata-kata ini mungkin mengguncangkan telinga-telinga sentimental dari ksatria-ksatria sentimental dalam sosialisme borjuis kecil kita.

Karakter dari revolusi yang sekarang sedang berlangsung, seperti dituliskan diatas, cukup wajar memunculkan organisasi non partai. Keseluruhan gerakan oleh karena itu, pada permukaan pastilah memperoleh cap non partai, penampilan non partai – namun hanya di permukaan tentunya. Dorongan untuk kehidupan “manusiawi”, beradab, dorongan untuk mengorganisir dalam pembelaan martabat manusia, untuk hak seseorang sebagai manusia dan warga negara, merasuki semua orang, menyatukan semua kelas, dengan cepat melampaui semua batasan-batasan partai dan mengguncang orang-orang yang masih sangat sangat jauh dari dapat dinaikan pada kesetiaan kepada partai. Kebutuhan vital atas hak-hak dan reforma esensial, elementer dan mendesak digantung, seperti juga, semua pemikiran dan pertimbangan atas apapun yang lebih jauh. Keasyikan dengan perjuangan yang sedang berlangsung, keasyikan yang cukup dibutuhkan dan sah-sah saja, karena tanpanya keberhasilan dalam perjuangan akan tidak mungkin, membuat orang mengidealkan tujuan-tujuan elementer, mendesak ini untuk menggambarkan mereka dalam warna-warni indah dan kadang kala bahkan memakaikannya dengan pakaian fantastis. Demokrasi sederhana, demokrasi borjuis biasa, dianggap sebagai sosialisme dan “dicatat” seperti itu. Semuanya terlihat seperti “non partai”; semuanya terlihat seperti melebur menjadi gerakan tunggal untuk “pembebasan” (sebenarnya, sebuah gerakan membebaskan seluruh masyarakat borjuis); semuanya terlihat samar-samar, sebuah warna yang sangat samar-samar dari “sosialisme”, terima kasih utamanya kepada peran memimpin yang dimainkan oleh proletariat sosialis dalam perjuangan demokratis.

Dalam kondisi tersebut, ide non-partisan tidak dapat tidak mendapatkan keberhasilan temporer tertentu. Slogan non-partisan tidak dapat tidak menjadi slogan modis, karena modis menyeret tak berdaya di ekor kehidupan, dan adalah organisasi non partai yang terlihat menjadi fenomena “umum” diatas permukaan kehidupan politik: demokratisme non partai, pemogokan-isme non partai, revolusi-isme non partai.

Pertanyaan yang sekarang muncul: apa seharusnya menjadi sikap dari penganut dan perwakilan berbagai macam klas terhadap fakta organisasi non partai, terhadap ide non partisan? “Seharusnya”, itu artinya bukan dalam makna subjektif namun secara objektif yaitu bukan dalam makna pandangan apa yang dapat diambil darinya, namun dalam makna sikap apa yang tidak dapat dihindari mengambil bentuk dibawah pengaruh kepentingan masing-masing dan cara pandang berbagai klas-klas.

II

Seperti telah kita tunjukan, prinsip non partai adalah produk – atau jika kau ingin, ekspresi –karakter borjuis dari revolusi kita. Borjuasi tidak bisa menahan diri untuk condong kepada prinsip non-partai, karena absennya partai-partai diantara mereka yang berjuang untuk pembebasan masyarakat borjuis menyiratkan bahwa tidak akan ada perjuangan baru yang akan muncul melawan masyarakat borjuis itu sendiri. Mereka yang membawa perjuangan “non-partai” untuk pembebasan tidak memahami sifat borjuis dari kebebasan, atau mereka menyakralkan sistem borjuis, atau jika tidak mereka akan menggelincirkan perjuangan melawannya, itu “menyempurnakan”, bagi hari pertama tiap bulan Yunani. Dan sebaliknya mereka yang secara sadar atau tidak sadar mendukung sistem borjuis tidak dapat menahan diri merasa tertarik dengan ide-ide non partisan.

Di dalam masyarakat yang berbasiskan atas pembagian kelas, perjuangan antara kelas-kelas yang bermusuhan pasti, pada tahapan tertentu perkembangannya, menjadi perjuangan politik. Ekspresi perjuangan politik kelas yang paling memiliki tujuan, paling komperhensif dan spesifik adalah perjuangan partai-partai. Prinsip non partai berarti tidak peduli pada perjuangan partai-partai. Namun ketidakpedulian ini tidak sama dengan netralitas, abstain dari perjuangan, karena didalam perjuangan kelas tidak ada netralitas; dalam masyarakat kapitalis, tidak mungkin untuk “abstain” dari ambil bagian dalam pertukaran komoditi atau tenaga kerja. Dan pertukaran tidak dapat dihindari memunculkan perjuangan ekonomi dan kemudian perjuangan politik. Oleh karena itu dalam praktiknya ketidakpedulian pada perjuangan sama sekali tidak bermakna menahan diri dari perjuangan, abstain darinya, atau menjadi netral. Ketidakpedulian adalah dukungan diam-diam dari yang kuat, dari mereka yang berkuasa. Di Rusia, mereka yang tidak peduli terhadap otokrasi sebelum kejatuhannya saat revolusi Oktober dengan diam-diam mendukung otokrasi. Di Eropa hari ini, mereka yang tidak peduli terhadap tatanan borjuasi dengan diam-diam mendukung borjuasi. Mereka yang tidak peduli terhadap ide bahwa perjuangan untuk kebebasan adalah sifat borjuis dengan diam-diam mendukung dominasi borjuasi dalam perjuangan ini, dalam Rusia bebas yang sekarang sedang dibuat. Acuh terhadap politik adalah kenyang politik. Seseorang yang diberi makan dengan baik “tidak acuh dengan”, “tidak peduli pada”, remah-remah roti; namun seorang yang kelaparan akan selalu mengambil posisi “partisan” pada pertanyaan mengenai remah-remah roti. “Ketidakacuhan dan ketidakpedulisan” seseorang terhadap remah-remah roti tidak berarti bahwa dia tidak membutuhkan roti, namun bahwa dia selalu yakin atas rotinya, bahwa dia tidak akan pernah kekurangan roti dan bahwa dia dengan teguh terikat pada “partai” dari mereka yang diberi makan dengan baik. Prinsip non partai dalam masyarakat borjuis hanyalah sebuah ekspresi munafik, tersamarkan, pasif dari ketaatan pada partai dari mereka yang diberi makan dengan baik, dari penguasa, dari pengeksploitasi.

Ide non-partai adalah ide borjuis. Ide partai adalah ide sosialis. Tesis ini, secara umum dan secara keseluruhan, dapat diterapkan pada semua masyarakat borjuis. Tentu saja seseorang harus mampu mengadaptasikan kebenaran umum ini pada persoalan-persoalan khusus dan kasus-kasus khusus; namun untuk melupakan kebenaran tersebut pada waktu seluruh masyarakat borjuis bangkit dalam pemberontakan melawan feodalisme dan otokrasi berarti dalam praktik sepenuhnya tidak mengakui kritik sosialis terhadap masyarakat borjuis.

Revolusi Rusia, meskipun fakta bahwa masih berada pada tahapan awal perkembangannya, telah menyediakan tidak sedikit material untuk memastikan pertimbangan umum yang telah dituliskan. Hanya Partai Sosial Demokrat, partai dari proletariat yang berkesadaran kelas, telah selalu menegaskan, dan sekarang menegaskan kembali, terhadap ketaatan ketat pada prinsip partai. Kaum liberal kita, yang menyuarakan pandangan-pandangan borjuis, tidak dapat memikul prinsip partai sosialis dan tidak akan mendengar perjuangan klas. Seseorang cukup mengingat pidato baru-baru ini oleh Tuan Rodichev, yang untuk ratusan kali mengulangi apa yang telah dikatakan berulang kali oleh Osvobozhdeniye[1] diluar negeri, demikian juga banyak sekali organ-organ pengikut dari liberalisme Rusia. Akhirnya, ideologi kelas perantara, borjuis kecil, telah menemukan ekspresi yang jelas dalam pandangan “kaum radikal” Rusia dari berbagai macam corak, dari Nasha Zhizn dan “radikal demokrat”[2] hingga “Revolusioner Sosialis”. Yang disebutkan terakhir telah menunjukan kebingungan mereka terhadap sosialisme dengan demokrasi paling jelas dalam persoalan agraria, khususnya oleh slogan mereka “sosialisasi” tanah (tanpa sosialisasi kapital). Juga cukup diketahui bahwa mereka bersikap toleran terhadap radikalisme borjuis, mereka intoleran terhadap prinsip Partai Sosial Demokrat.

Sebuah analisis mengenai bagaimana kepentingan dari berbagai macam kelas direfleksikan dalam program dan taktik kaum liberal dan radikal Rusia dari berbagai corak adalah melampaui subjek kita. Kita telah menyentuh persoalan menarik ini hanya sambil lalu, dan sekarang harus lanjut untuk mengambil kesimpulan politik praktis terkait dengan sikap Partai kita terhadap organisasi non partai.

Apakah diperbolehkan bagi kaum sosialis untuk berpartisipasi didalam organisasi non-partai? Jika boleh, dengan syarat apa? Taktik apa yang harus diperjuangkan didalam organisasi-organisasi tersebut?

Jawaban terhadap pertanyaan pertama tidak dapat sebuah jawaban “tidak” tanpa syarat dan dengan pasti. Akan menjadi salah untuk mengatakan bahwa dalam kasus apapun dan dalam kondisi apapun Sosial Demokrat seharusnya tidak berpartisipasi didalam organisasi non-partai (yaitu sedikit banyak sadar atau tidak sadar borjuis). Dalam periode revolusi demokratik, sebuah penolakan untuk berpartisipasi di dalam organisasi non-partai akan dalam kondisi tertentu menjadi penolakan untuk berpartisipasi dalam revolusi demokratis. Namun tentu saja kaum sosialis harus membatasi “kondisi tertentu” tersebut pada batasan-batasan sempit, dan harus mengijinkan partisipasi semacam itu hanya atas syarat yang didefinisikan dengan ketat, terbatas. Karena sementara organisasi non-partai, seperti telah dikatakan, muncul sebagai hasil dari kondisi perjuangan klas yang relatif kurang berkembang, kepatuhan ketat pada prinsip partai, disisi yang lain, adalah salah satu faktor yang membuat perjuangan kelas itu sadar, jelas, pasti dan berprinsip.

Untuk menjaga kemandirian ideologi dan politik dari partai proletariat adalah tugas yang terus menerus, abadi dan mutlak dari kaum sosialis. Siapapun yang gagal untuk memenuhi tugas tersebut berhenti menjadi kaum sosialis dalam fakta, terlepas bagaimanapun tulusnya dia terhadap keyakinan (dalam kata-kata) “sosialis”. Kaum sosialis dapat berpartisipasi dalam organisasi non partai hanya dengan cara pengecualian; dan tujuan, sifat, kondisi dasar, dan sebagainya dari partisipasi tersebut harus sepenuhnya disubordinasikan oleh tugas pokok mempersiapkan dan mengorganisir proletar sosialis untuk kepemimpinan sadar dari revolusi sosialis.

Kondisi dapat memaksa kita untuk berpartisipasi dalam organisasi non partai, terutama sekali dalam periode revolusi demokratis, secara khusus sebuah revolusi demokratis dimana proletariat memainkan peran yang luar biasa. Partisipasi semacam itu dapat terbukti esensial, sebagai contoh untuk tujuan mengajarkan sosialisme kepada audiens yang samar-samar demokratis, atau dalam kepentingan perjuangan bersama dari kaum sosialis dan demokrat revolusioner melawan kontra revolusi. Di contoh yang pertama, partisipasi semacam itu akan menjadi sebuah cara untuk memastikan penerimaan ide-ide kita; di contoh yang kedua, hal itu akan menggambarkan sebuah perjanjian perjuangan untuk mencapai tujuan-tujuan revolusioner tertentu. Dalam keduanya, partisipasi hanya bisa sementara. Dalam keduanya, diizinkan hanya jika kemandirian dari partai buruh sepenuhnya dijaga dan jika partai secara keseluruhan mengontrol dan memandu anggotanya dan kelompok yang “dikirim” ke dewan atau serikat non partai;

Ketika aktivitas Partai kita dilancarkan dengan rahasia, pelaksanaan kontrol dan panduan seperti itu memunculkan kesulitan-kesulitan yang sangat besar dan kadang kala hampir tidak dapat diatasi. Namun sekarang ketika aktivitas Partai kita menjadi semakin terbuka, kontrol dan panduan tersebut dapat dan seharusnya dilaksanakan dalam skala yang terbesar, tidak hanya oleh badan-badan Partai yang lebih tinggi namun juga oleh seluruh jajaran, oleh seluruh buruh terorganisir yang berasal dari Partai kita. Laporan mengenai aktivitas Sosial Demokrat dalam dewan-dewan serikat-serikat non partai, wacana mengenai kondisi dan tujuan dari aktivitas-aktivitas semacam itu, resolusi organisasi partai dari semua tipe mengenai aktivitas-aktivitas tersebut, seharusnya menjadi praktik reguler didalam partai buruh. Hanya dengan partisipasi riil semacam itu dari Partai secara keseluruhan, oleh partisipasi didalam arah aktivitas-aktivitas semacam itu, dapat kita membedakan dalam praktik kerja sosialis sejati dengan kerja demokratik umum.

Taktik apa yang harus dilakukan didalam serikat non-partai? Pertama, kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk membangun kontak independen dan untuk menyebarkan keseluruhan program sosialis kita. Kedua, kita harus mendefinisikan tugas-tugas politik mendesak hari ini dalam makna pencapaian paling penuh dan paling tegas dari revolusi demokratis; kita harus memajukan semboyan politik dari revolusi demokratis dan memajukan sebuah “program” dari reforma tersebut yang seharusnya dibawa oleh demokrat revolusioner militan berbeda dari demokrat liberal, tukang tawar menawar.

Hanya jika masalah ini diatur dengan cara ini maka akan akan diperbolehkan dan berguna bagi anggota Partai kita untuk berpartisipasi didalam organisasi revolusioner non partai yang satu hari nanti akan dibangun oleh buruh, keesokan harinya oleh kaum tani, lusanya oleh prajurit, dan sebagainya. Hanya didalam kejadian tersebut kita akan dalam posisi untuk memenuhi tugas ganda partai buruh didalam revolusi borjuis, yaitu untuk membawa revolusi demokratis sampai tuntas dan untuk memperluas serta memperkuat kekuatan proletariat sosialis, yang membutuhkan kebebasan dalam rangka melancarkan perjuangan tanpa ampun untuk penggulingan tatanan kapital.

Naskah diambil dari website marxists.org. Dimuat pada tahun 2004. Dapat diakses melalui https://www.marxists.org/archive/lenin/works/1905/dec/02.htm

Diterjemahkan oleh Dipo Negoro, kader KPO PRP

[1] Osvobozhdeniye (Emansipasi) – sebuah majalah borjuis-liberal dua kali seminggu diterbitkan diluar negeri dari tahun 1902 hingga 1905, diedit oleh P. B Struve. Pada bulan Januari 1904 majalah tersebut menjadi organ dari Liga Emansipasi liberal monarkis. Kemudian kelompok Osvobozhdeniye membentuk inti dari Partai Cadet.

[2] Radikal Demokrat – anggota organisasi borjuis kecil yang muncul pada November 1905. Posisi mereka adalah diantara Cadet dan Menshevik. Mereka memulai sebuah Koran sendiri – Radikal – namun hanya mampu terbit satu kali. Mereka menuntut republik demokratis, meskipun mereka bersedia menyesuaikan dengan monarki konstitusional, jika pemerintah bertanggung jawab ke parlemen. Terkait dengan persoalan agraria mereka mendukung pengambilalihan tanan Negara, raja, biara dan gereja tanpa kompensasi, dan pengambilalihan kepemilikan pribadi untuk kompensasi minimum. Organisasi mereka mengalami disintegrasi pada awal 1908, mantan anggotanya bergabung dengan Koran semi-Cadet Bez Zaglavia (Tanpa Title) dan Tovarishch (Kamerad)

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: