InternasionalOpini Pembaca

Kuba dan Politik Kesehatan Untuk Kemanusiaan

KubaSatu terobosan baru lagi telah di hasilkan oleh ilmuan Kuba. Temuan tersebut merupakan bagian dari pengembangan teknologi di bidang kesehatan. Program di sektor kesehatan selama ini menjadi program prioritas pemerintah Kuba. Komitmen politik ini menjadi bagian dari proses revolusi di Kuba dimana pemerintah mengembangkan teknologi yang berbasis kemanuisaan. Berbeda dengan Negara-negara imperialis seperti AS, Kuba justru mengembangkan teknologi, terutama bidang kesehatan, yang berguna bagi kemanusiaan.

Salah satu penemuan penting yang telah ciptakan oleh ilmuan Kuba adalah pengembangan obat anti kanker. Obat tersebut dianggap sebagai penemuan yang baru di dunia kedokteran karena sangat berbeda dengan model pengobatan kanker yang ada selama ini. Kehebatan dari obat ini adalah sel yang menjadi penyebab kanker di bekukan tanpa mempengaruhi atau membunuh sel yang sehat. Menurut Direktur laboratorium, Jose Antonio Fraga, obat itu menembus membran inti sel yang terkena kanker dan membekukannya. Efek inilah yang membedakannya dari cytostatics lain karena obat kanker lain tidak hanya meracuni sel kanker dan membunuhnya, tapi juga mempengaruhi sel yang sehat (Sumber : Antara News)

Selama bertahun-tahun, Kuba terus mengembangkan teknologi yang dapat mengobati penyakit kanker. Salah satu alasan penelitian ini karena penyakit kanker merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Kuba, bahkan diseluruh dunia. Oleh karena itu, pemerintah Kuba melalui departemen kesehatan mengembangkan sebuah obat yang bisa mengobati penyakit kanker yang lebih maju dan baru.

Penemuan tersebut bukan hal baru di Negara Sosialis seperti Kuba. Sejak revolusi  pada tahun 1959, Kuba melakukan pembangunan Negara yang menitikberatkan pada pendidikan dan kesehatan. Program Revolusioner Kuba tersebut bukan tanpa alasan. Di bawah kepemimpinan Batista, kesehatan tidak bisa dinikmati oleh semua golongan (sama seperti di Indonesia). Orientasi yang mengabdi pada profit membuat rakyat Kuba tidak bisa mengakses kesehatan yang gratis dan berkualitas.

Hal ini tentunya mempengaruhi rendahnya kualitas hidup rakyat Kuba. Mulai dari pelayanan kesehatan yang buruk, dokter yang jumlahnya masih kurang (dokter lebih banyak di daerah perkotaan), serta kualitas rumah sakit termasuk tenaga medis yang rendah. Kebijakan politik (pendidikan dan kesehatan) Batista yang menghamba pada kepentingan modal Internasional, menjadi landasan pembangunan Negara sehingga program-program di sektor publik menjadi komersil. Seperti barang, pendidikan dan kesehatan akhirnya menjadi mahal karena tujuan utamanya adalah mengambil keuntungan profit.

Berbeda dengan pemerintahan Batista, Kuba di bawah kepemimpinan Fidel Castro membuat program kesehatan (termasuk pendidikan) yang Revolusioner. Sistem Kapitalisme di rubah secara drastis menjadi Sosialisme. Kebijakan pemerintah pada masa Batista yang mengejar keuntungan, berbelok menjadi kebijakan yang mengabdi kepada kepentingan sosial dan kemanusiaan.

Kesehatan yang tadinya hanya bisa dinikmati orang kaya, kini bisa di rasakan oleh semua kalangan dengan gratis dan berkualitas. Bahkan Kuba telah menjadi Negara yang super power di bidang pendidikan dan kesehatan. Melahirkan tenaga-tenaga medis dan dokter progresif dan professional yang bukan hanya untuk membantu rakyat Kuba tetapi juga Negara-negara lain yang sedang terkena musibah termasuk Indonesia (gempa di Yogyakarta, Kuba mengirimkan tenaga Dokternya untuk membantu korban bencana).

Ini lah perbedaan pelayanan kesehatan anatar Negara Kapitalis dengan Negara Sosialis. Di negera Kapitalis, kesehatan yang berkualitas dan gratis tidak mungkin bisa dinikmati oleh semua rakyat. Kesehatan dijadikan komoditas yang tujuan utamanya untuk mengeruk keuntungan semata. Sedangkan di negara Sosialis seperti Kuba, Kesehatan diabdikan untuk kemanusiaan dan tujaun Sosial. Dan ini hanya terjadi di Negara yang memilik berdiri tegak dibawah panji-panji Sosialisme.

Oleh : Akbar Rewako, Kontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP.

Catatan Kaki :

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: