Sejarah

Perjalanan Hidup Friedrich Engels

Engels bersama Marx adalah yang pertama menunjukkan secara ilmiah bahwa perjuangan kelas buruh terorganisirlah yang akan membebaskan manusia dari kapitalisme yang menindasnya. Pandangan keduanya telah diadopsi oleh kaum proletar yang berjuang untuk pembebasan mereka. Marx dan Engels mengajarkan kelas buruh untuk mengenal dirinya sendiri dan sadar akan dirinya sendiri.

Friedrich Engels lahir 28 November 1820, di Barmen, Prusia, atau yang sekarang bernama Jerman. Dia adalah putra tertua dari pemilik pabrik tekstil Friedrich Sr. dan Elisabeth Engels. Engels muda mengembangkan minat pada karya-karya liberal dan revolusioner. Pada waktu itu ajaran Hegel mendominasi filsafat Jerman, dan Engels menjadi pengikutnya. Meskipun Hegel sendiri adalah pengagum negara Prusia yang otokratis, ajarannya bersifat revolusioner. Filsafat Hegel berbicara tentang perubahan yang terus menerus; dialektis, dan di sisi lain mengenai perkembangan pikiran dan gagasan; idealis. Namun perkembangan gagasan manusia dipengaruhi oleh perkembangan alam, akal manusia, dan hubungan sosial manusia. Dengan mempertahankan gagasan Hegel mengenai perkembangan yang terus menerus, Engels dan Marx menolak perspektif idealis. Bukanlah perkembangan pikiran yang menjelaskan perkembangan alam, namun sebaliknya penjelasan yang dihasilkan oleh pikiran berasal dari alam, dari materi. Tidak seperti Hegel dan para pengikutnya, Engels dan Marx adalah materialis. Dan tak hanya alam, perkembangan masyarakat manusia juga dipengaruhi secara materialis, yaitu kekuatan produktifnya.

Engels bersentuhan dengan kaum proletar di pusat industri Inggris, Manchester, yang ia tinggali sejak 1842 karena bekerja di pabrik ayahnya. Engels tak hanya duduk di kantor namun berkeliling di pemukiman kumuh buruh dan melihat langsung kemiskinan dan kesengsaraan mereka. Ia juga membaca buku dan laporan parlemen tentang kondisi ekonomi dan politik Inggris, bergaul dengan para buruh, bertemu dengan pemimpin radikal, dan mengumpulkan bahan-bahan mengenai kebangkitan industri dan kondisi buruh yang buruk. Di sana Engels juga bertemu dengan Mary Burns, seorang gadis Irlandia pemberani dengan perspektif radikal yang bekerja di pabrik Engels. Burns-lah yang memandu Engels ke distrik-distrik terkumuh di Manchester dan Salford untuk penelitiannya. Mereka berpasangan selama 20 tahun hingga Burns meninggal tahun 1863. Keduanya menolak insitusi pernikahan, namun memuliakan monogami. Bagi Engels, institusi keluarga dan pernikahan yang diatur agama adalah salah satu bentuk penindasan kelas. Hasil penelitiannya yang menyeluruh itu menghasilkan Die Lage der arbeitenden Klasse in England (1845; Kondisi Kelas Buruh di Inggris), yang tak hanya menyampaikan bahwa kelas buruhlah yang tertindas, namun juga yang pertama kali menyatakan kondisi ekonomi itulah yang akan mendesak proletar maju memperjuangkan emansipasi utamanya; hanya kelas buruh sendirilah yang harus bertarung dan memperjuangkan dirinya sendiri.

Tahun 1844 tulisan Engels “Esai Kritis tentang Ekonomi Politik” masuk dalam Deutsch-Französische Jahrbücher (Buku Tahunan Jerman-Prancis) yang diterbitkan K. Marx dan A. Ruge, diedit oleh Marx. Dalam artikel tersebut Engels mengemukakan versi awal prinsip-prinsip sosialisme ilmiah. Dia menulis tentang kontradiksi dalam doktrin ekonomi liberal dan membuktikan bahwa sistem yang berdasarkan kepemilikan pribadi akan mengarah pada dunia yang terdiri dari “orang kaya dan orang miskin”. Revolusi yang mengikutinya akan mengarah pada penghapusan kepemilikan pribadi.

Pada pertemuan kedua dengan Marx di Paris, baik Engels maupun Marx sadar betapa miripnya perspektif mereka. Karya bersama pertama mereka lahir dari pertemuan itu, Die heilige Familie (1844;  Keluarga Suci) yang menurut Lenin menjadi dasar awal pengembangan sosialisme ilmiah yang materialis dan revolusioner. Dilanjutkan dengan Die deutsche Ideologie (1845; Ideologi Jerman) yang mengkritik Hegelian Muda: para sosialis Jerman yang menolak perlunya revolusi.

Marx dan Engels kemudian ditugaskan Kongres Liga Komunis kedua di London untuk menyusun pernyataan prinsip dan kebijakan komunis. Tulisan itu terbit pada 1848 sebagai Manifest der kommunistischen Partei (Manifesto Komunis), yang mencakup definisi awal yang disusun Engels dalam Grundsätze des Kommunismus (1847; Prinsip-prinsip Komunisme), tetapi pada dasarnya merupakan karya Marx.

Revolusi 1848 yang pecah pertama kali di Prancis dan menjalar ke negara-negara Eropa Barat, merupakan peristiwa penting dalam kehidupan Marx dan Engels. Itu adalah kesempatan mereka berpartisipasi langsung dalam revolusi untuk mempraktekkan taktik revolusioner dengan tujuan mengubah revolusi menjadi kemenangan sosialisme. Di Rhenish, Prussia, mereka mengambil alih koran Neue Rheinische Zeitung, yang dipublikasikan di Cologne. Koran inilah jantung aspirasi demokratik-revolusioner di Renish Prussia, dengan ini Marx dan Engels memberikan pedoman taktik setiap harinya, kritik terus menerus terhadap pemerintah, partai, politisi, dan berbagai kebijakan. Mereka bertempur membela kebebasan dan kepentingan kelas buruh melawan kontra-revolusioner hingga akhir,

Kekuatan kontra-revolusioner menang, Marx kehilangan kewarganegaraan Prussia dan dideportasi. Sedangkan Engels bergabung dalam perlawanan rakyat bersenjata, dan setelah kalah, berhasil kembali ke London. Setelah kegagalan revolusi, Engels dan Marx bertemu lagi di London. Mereka mereorganisasi Liga Komunis dan menyusun arahan taktis bagi komunis dengan keyakinan bahwa revolusi lain akan segera terjadi. Tapi penghasilan Engels habis. Maka untuk bisa menghidupi dirinya dan Marx, ia bekerja di kantor Ermen & Engels di Manchester. Oleh karena itu ia dapat mengirim uang ke Marx terus-menerus, seringkali dalam bentuk uang kertas £ 5, tetapi kemudian dalam angka yang jauh lebih tinggi. Engels terus-menerus berkorespondensi dengan Marx di London dan sering menulis artikel surat kabar untuknya; dia menulis artikel yang muncul di New York Tribune (1851–1852) dengan nama Marx dan yang kemudian diterbitkan dengan nama Engels sebagai “Revolusi dan Kontra-Revolusi di Jerman tahun 1848” (1896). Dalam pembagian kerja informal keduanya, Engels adalah spesialis dalam masalah kebangsaan, militer, sampai batas tertentu dalam urusan internasional, dan ilmu pengetahuan.

Das Kapital, karya Marx yang paling penting, sebagian dicetak di Manchester. Engels juga menulis Herrn Eugen Dührings Umwälzung der Wissenschaft (1878; Revolusi Ilmu Pengetahuan Herr Eugen Duhring, atau Anti-Duhring), buku itu menghancurkan pendapat Karl Eugen Duhring, seorang profesor Berlin yang mengkritik Marx. Dalam bantahan terhadap Duhring, Engels membahas mengenai kemajuan terbaru dari ilmu pengetahuan alam dan matematika untuk menunjukkan cara bahwa konsep dialektika berlaku untuk fenomena alam. Banyak dari gagasan ini kemudian dikembangkan dalam karyanya yang belum selesai, “Dialektika Alam”. Engels juga menulis “Sosialisme Utopis dan Ilmiah”, yang mengkritik pandangan para sosialis utopis, seperti Fourier dan Owen. Tulisan itu juga memberikan penjelasan tentang kerangka sosialis untuk memahami kapitalisme, serta garis besar perkembangan sosial dan ekonomi dari perspektif materialisme historis.

Setelah kematian Marx (1883), Engels berperan sebagai otoritas yang mewakili Marx dan Marxisme. Selain beberapa tulisan dan pengantar edisi baru karya-karya Marx, Engels menyelesaikan volume 2 dan 3 Das Kapital (1885 dan 1894) berdasarkan naskah dan catatan Marx yang belum selesai. Dua publikasi terakhir Engels adalah Der Ursprung der Familie, des Privateigenthums und des Staats (1884; Asal Usul Keluarga, Kepemilikan Pribadi dan Negara) dan Ludwig Feuerbach und der Ausgang der klassischen deutschen Philosophie (1888; Ludwig Feuerbach dan Akhir Filsafat Klasik Jerman). Tahun 1894 kesehatan Engels memburuk karena kanker kerongkongan. Pada 5 Agustus 1895 Engels meninggal dunia.

Perjalanan hidup Engels dan karya-karyanya bersama Marx, sangat penting bagi dasar komunisme modern dalam mendorong terjadinya Revolusi bagi negara-negara sosialis, sekarang maupun yang akan datang.

Ditulis oleh Lady Andres | Anggota Lingkar Studi Sosialis

Tulisan ini juga diterbitkan dalam Arah Juang edisi 70, I-II Agustus 2019, dengan judul yang sama.

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: