DiskusiReportase

Pra Pesmaba Fisip UMM 2018 “Memberi Solusi Kemanusiaan Kontemporer”

BEM FISIP UMM mengadakan kegiatan pra pengenalan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Malang pada Kamis (30/8), di Aula GKB 4, UMM Kampus 3, Malang.

Bertemakan “Memberi Solusi Kemanusiaan Kontemporer”, kegiatan tersebut diikuti oleh 1600 Mahasiswa Baru FISIP UMM yang memadati hampir seluruh sudut ruangan. Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 06.00 WIB Pagi diawali dengan apel pagi yang dibuka langsung oleh Kharisma Bima Sakti selaku Ketua Pelaksana Pengenalan Mahasiswa Baru (PESMABA) FISIP UMM 2018. Acara sendiri menghadirkan Abdurahman Sofian (Intrans Institute) sebagai pemateri utama kegiatan ini.

Kegiatan kali ini secara garis besar mengangkat tema Kemanusiaan yang pada hari ini dirasa dipinggirkan. Hari ini pada 30 Agustus 2018 pula juga diperingati sebagai hari  Anti Penghilangan Paksa  Internasional yang menjadi salah satu poin pelanggaran HAM berat Internasional yang juga pernah terjadi di Indonesia pada pra Reformasi 1998 namun belum ada peradilan yang pasti terhadap pelaku penghilangan paksa tersebut.

“Ada tigabelas aktivis sampai hari ini hilang. Kenapa mereka hilang? Karena mereka memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan keadilan”

Secara garis besar Abdurahman Sofian sebagai pembicara utama kegiatan pra Pesmaba Fisip UMM Menjelaskan secara rinci kasus Penghilangan Paksa yang penah terjadi di Indonesia pra reformasi. Apa yang dialami oleh Ucok Munandar, Dimas Petrus Anugrah, Widji Thukul serta 13 aktivis korban penghilangan paksa harus mendapatkan solusi keadilan agar apa yang mereka alami tidak terulang kembali. Sebagai mahasiswa baru Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik menjadi pelopor pergerakan untuk mendesak negara menyelesaikan pelanggaran HAM masalalu.

“Mahasiswa hari ini hidup dipuing puing orang orang yang berjuang pada masa lalu, salah satunya adalah orang yang berjuang namun dihilangkan oleh negara hingga saat ini” Ujar Sofian yang juga aktif dalam komite Aksi Kamisan Malang.

Kegiatan ini selain sebagai salah satu rangkaian kegiatan wajib mahasiswa baru adalah cara Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik untuk menolak lupa terhadap nilai nilai kemanusiaan yang mulai terpinggirkan hari ini. Tidak adanya peradilan terhadap pelanggaran HAM seperti Penghilangan Paksa 13 aktivis pada reformasi 1998 hingga belum diungkapnya temuan Tim Pencari Fakta sebagai salah satu keadilan terbunuhnya pejuang HAM MUNIR.

Abdul Munir Salah satu mahasiswa baru FISIP UMM asal Fak Fak Papua menambahkan, salah satu pelanggaran HAM yang ia ketahui adalah kasus terbunuhnya pejuang HAM Munir pada tahun 2004. “Di Papua sana, saya tahu informasi terbunuhnya Munir lewat Internet, bagi saya pelaku kasus Munir harus segera diungkap pemerintah. Karna bagi saya, jika pemerintah abai terhadap apa yang dialami Munir bisa saja kasus serupa terjadi terhadap saya. Bagi saya sosok munir adalah sosok yang tangguh terhadap segala bentuk pelanggaran hingga dianiyaya seperti itu” ujar Mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan 2018 ini.

Melalui kegiatan ini, panitia Pesmaba Fisip UMM 2018 berharap mahasiswa baru FISIP UMM tidak hanya melaksanakan Pra Pesmaba Fisip UMM sebagai kewajiban namun menglahirkan kesadaran terhadap Hak Asasi Manusia yang hari ini mulai dikesampingkan oleh sistem pembangunan infrastruktur yang melupakan hak atas pembangunan masyarakat sipil.

Rizky Fariza Alfian (Kabid Humas BEM FISIP/CO Humas Pesmaba Fisip UMM 2018.

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: