AksiReportase

Potret Seorang Buruh Dalam Mayday 2018

Sudah bukan hal yang baru bagi Kongres Aliansi Serikat Buruh (KASBI) untuk memperingati sejarah perjuangan buruh terdahulu. Persiapan demi persiapan dimulai sejak awal April untuk memperingati Hari Buruh Sedunia (Mayday). Dimulai dengan merubah serentak foto profil di media sosial sebagai ajang propaganda online. Mengingat syarat serikat kuat salah satunya adalah propaganda yang masif dengan berbagai cara. Sesuai hasil kesepakatan di minggu pertama akan diselenggarakan rapat akbar di tiap serikat buruh anggota (SBA) KASBI. Minggu kedua dilakukan aksi konvoi membagi-bagi selebaran dengan materi yang dibuat oleh Pengurus Pusat (PP) KASBI. Dengan selebaran sebagai wujud transformasi kesadaran terhadap buruh dan rakyat. Minggu ketigapun berlanjut dengan aksi konvoi dan bagi-bagi selebaran di pabrik-pabrik dan berlanjut ke jalan sebagai raya wujud upaya penyadaran terhadap rakyat. Dalam minggu keempat serentak dipersiapkan segala kebutuhan turun ke jalan untuk 1 Mei.

Sesuai dengan hasil analisa dalam rapat yang sudah dilakukan, kondisi untuk Mayday tahun ini berbeda dari sebelumnya. Mengingat bahwa di tahun depan akan ada pemilu  yang syarat akan kepentingan. Banyak elemen yang akan turun aksi ke jalan untuk tahun ini. Ditambah lagi ada sebagian pabrik yang meliburkan buruhnya di hari terjepit nasional, menambah prediksi kemacetan jalan. Hasil dari rapat bahwa jam 6 pagi sudah harus sampai di titik kumpul (tikum) aksi Jakarta, yaitu di Jalan Imam Bonjol-Hotel Mandarin. Hasil ini disampaikan kepada seluruh SBA KASBI. Untuk menghindari blokade dari aparat maka dikirimlah beberapa armada sebagai perwakilan untuk berangkat subuh agar sampai di tikum tepat waktu. Sesuai dengan perkiraan info dari kawan-kawan yang berangkat gelombang pertama, penjagaan masih lengang dan diarahkan sesuai tikum. Namun setelah selesai apel pagi, para aparat dikerahkan di berbagai titik untuk siaga.

Dari SBA kami mulai jam 5 pagi, armada sudah menunggu di tiap pabrik. Mengingat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kawan-kawan yang bertanggung jawab untuk armada rela menginap di kantor PO bus agar berangkat tepat waktu. Tak menunggu lama, kawan-kawan peserta aksi mulai berdatangan. Kurang dari setengah jam briefing dan pengkondisian massa aksi telah dilakukan. Pada pukul 05:30 massa aksi meninggalkan pabrik untuk menuju Jakarta. Di perjalanan, komunikasi terus dilakukan terkait posisi masing-masing SBA. Tak seperti gelombang pertama, bus-bus pembawa massa mulai dialihkan perjalanannya, tak luput juga bus yang kami tumpangi. Rencana keluar tol Semanggi diblokade aparat. Terpaksa bus lurus terus untuk putar balik di Slipi terus ke Kuningan belok kiri. Di perjalanan tepatnya di lampu merah Sarinah nampak aparat berjajar menghadang bus yang kami tumpangi. Nampak kawan-kawan kami dari SBA lain yang aku kenal berjalan ke depan lampu merah. Aparat mengarahkan bus kami untuk turun. Sebagai penanggungjawab massa aksi saya melihat kawan-kawan KASBI turun di Sarinah-Thamrin. Waktu menunjukan pukul 08:30 dan banyak kawan-kawan yang dihadang oleh aparat keamanan.

Tidak lama kawan-kawan massa aksi mulai turun dari bus. Nampak 6 SBA mulai memenuhi pinggir gedung. Ada HRI, FLATTEN, SBJR, DSI, BMI,NKW. Setelah saya berdiskusi dengan SBA yang ada, kami sepakat jalan kaki membawa massa ke Hotel Indonesia (HI), dimana kawan-kawan kami sudah ada disana. Namun melihat kami mengarahkan massa untuk jalan kaki ke HI aparat yang memang sengaja mengawasi kami mulai melakukan blokade. Kamipun dilarang untuk berjalan kaki menuju kawan-kawan kami, dengan alasan karena memakai baju merah. Saat itulah lantang suara kawanku melawannya. Kejadian itu saya rekam dan saya share di grup kami. Terpaksa kami rubah strategi, kumpul sejenak dan akhirnya membawa massa untuk jalan kaki memutar. Akhirnya massa aksi mengikuti untuk memutar menyeberang yang tadi dilalui bus pembawa massa. Pukul 09:10 di lampu merah Sarinah jalan kami kembali dihadang aparat. Negosiasi tak membuahkan hasil. Aparat beralasan hanya menjalankan perintah dan akhirnya massa ditahan di jalanan.

Kami memutuskan untuk menerobos blokade aparat di depan kami. Sayapun mengkondisikan massa aksi untuk maju ke depan karena melihat pasukan BARA-KASBI garda terdepan hanya nampak beberapa saja. Namun kondisi kesiapan dari massa untuk mendobrak terpecah dengan musik di belakang. Asyik mendengarkan nyanyian paradewa. Akhirnya kami menunggu  informasi dan massa aksi. Sambil live FB dan rehat sejenak sekedar minum air dan ngopi bareng di tengah jalanan dan hadangan aparat di depan.

Habis sudah berbatang rokok, nampak dari jauh BARA-KASBI mulai merapat. Di ikuti 2 mobil komando dari Tangerang, massa aksi mulai bangun berdiri semangat. Orasi untuk membuka jalan dan penyemangat massa aksi mulai digelorakan. Tim negosiasi mulai melaksanakan tugasnya namun tak semudah membalik tangan. Melihat penghadang bisa digempur, penambahan pasukan BARA-KASBI dan massa semakin besar maka bukan mustahil kita jebol blokade aparat. Negosiasi berjalan alot, orasi pembakar semangat terus dikobarkan, dorong-dorongan dengan aparat tak bisa dihindarkan. Dalam satu komando blokade aparat mampu kita jebol.

Riang gembira semangat dalam berlawan nampak keluar dari mimik ribuan kaum buruh. Nampak ke belakang massa aksi semakin panjang. Menunjukkan bahwa buruh sangat antusias dalam perlawanan. Mayday kali ini kami mengusung tema “BANGUN KEKUATAN POLITIK RAKYAT TERTINDAS, REBUT DEMOKRASI DAN LAWAN KEBIJAKAN ANTI KESEJAHTERAAN RAKYAT”. Massa aksi pun dengan antusias berjalan kaki. Nampak pula aparat berbaris di pinggiran massa aksi. Tak berjalan terlalu jauh massa aksi kembali dihadang. Water Cannon nampak di belakang blokade polisi. Sementara itu di samping-sampingnya terlihat terparkir motor trail aparat. Tim negosiator kembali bertugas, diiringi orasi-orasi dari setiap SBA. Nampak datang satu lagi mobil Water Cannon berjajar. Membuktikan bahwa semakin beringasnya aparat memblokade. Padahal aksi kami tidak ilegal, pemberitahuan aksipun sudah dilakukan jauh sebelumnya.

Negosiasi yang cukup lama belum juga membuahkan hasil. Semangat orasi tak mampu memindahkan 2 water cannon dan belasan motor trail di sisi-sisinya. Akhirnya massa aksi ditarik mundur menuju gedung ILO dengan tujuan akhir depan istana. Massa KASBI yang terpecah mulai bergabung menjadi satu. Nampak mobil komando dari FSPEK-KASBI merapatkan barisan untuk beriringan. Kawan-kawan KASBI membuka jalan untuk penggabungan massa. BARA-KASBI Karawang dengan semangatnya menggabungkan diri dengan BARA-KASBI yang berada di barisan depan. Disusul dengan Ketua Umum KASBI, Nining Elitos bersama 2 BARA-KASBI dan kemudian mokom FSPEK Karawang. Nampak berbagai elemen buruh mulai mensuarakan aspirasinya. Di depan Sarinah, gelora penyulut semangat perlawanan mulai disuarakan. Nampak massa aksi bersama panji-panji perlawanan mulai bergabung dalam satu barisan.

Massa buruh juga sempat berdiskusi bersama massa Papua yang kondisinya sama dalam ketertindasanya. Buruh Freeport misalnya, BPJS mereka dicabut hingga mengakibatkan kematian. Orasi demi orasi terus dilakukan melalui mobil komando. Sekitar pukul 15:00 nampak massa aksi ada yang ditarik mundur. Kami mendapatkan info bahwa Prabowo Subianto hadir di Istora Senayan pada jam 13:00 dengan massa KSPI. Pada pukul 17:30 massa mulai mengakhiri aksi dengan lagu “Internationalie” dengan disertai petasan asap.

Buruh berkuasa rakyat sejahtera. Bahwa kesejahteraan harus direbut dan tak sekonyong-konyong turun dari langit. Maka dengan kekuatan massa yang militan harapanya akan terwujud. Untuk mewujudkannya KASBI beraliansi membangun kekuatan merebut kesejahteraan bersama KPBI, SGBN, KSN, GSPB, F SEDAR, JARKON, dsb dalam Gerakan Buruh Untuk Rakyat (GEBRAK).

KASBI membawa Sepuluh Tuntutan Rakyat (SEPULTURA) yaitu:

  1. Hapus Sistem Kerja Kontrak dan Outsourcing
  2. Tolak Politik Upah Murah: Berlakukan Upah Layak Nasional, Cabut PP Nomer 78 Tentang Pengupahan
  3. Tolak PHK, union busting dan kriminalisasi aktivis buruh
  4. Laksanakan hak-hak buruh perempuan dan lindungi buruh migran Indonesia
  5. Tangkap, adili dan penjarakan pengusaha nakal
  6. Berlakukan Jaminan sosial bukan asuransi sosial
  7. Turunkan harga BBM dan kebutuhan pokok
  8. Pendidikan dan Kesehatan gratis untuk rakyat
  9. Tolak privatisasi: bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat
  10. Tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.

Selain itu juga membawa tuntutan seperti: tolak sistem magang, cabut Inpres No 9 Tahun 2013, Cabut MoU TNI-POLRI, Cabut Kepmen 231 Tahun 2003 dan Tolak RKUHP.

ditulis oleh Yansen, anggota FSPEK-KASBI.

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: