Internasional

Meksiko Bergejolak : Selesai Unjuk Rasa, 43 Mahasiswa Diculik dan Dibunuh.

Meksiko 43 Mahasiswa DiculikMahasiswa menuntut Reformasi Pendidikan yang Berujung Maut.

Puluhan Mahasiswa Meksiko yang berasal dari perguruan tinggi guru di daerah pedesaan Ayotzinapa, sebelah selatan Provinsi Guerrero melakukan aksi unjuk rasa di kota Iguala yang juga baigan dari Provinsi Guerrero. Mahasiswa tersebut menuntut agar adanya reformasi pendidikan, mereka memprotes kurangnya pendanaan untuk kampus mereka, selain itu mereka juga protes terkait praktik perekrutan guru yang diskriminatif. Perjuangan Mahasiswa ini dilakukan oleh mereka yang rata-rata masih berusia 20 Tahun justru mendapatkan hal yang berujung petaka bagi mereka. Mereka justru hilang diculik oleh polisi yang diduga mendapat instruksi dari Walikota Iguala.

Dilansir oleh Fusion.net, Sabtu 25 Oktober 2014, Mahasiswa yang melakukan unujk rasa hilang di Iguala, sekitar dua setengah jam perjalanan dari salah satu pantai terkenal, Acapulco pada 26 September 2014. Saksi menyebutkan bahwa rombongan mahasiswa itu terdiri atas 3 bus dan dalam perjalanan kembali ke kampus setelah melakukan unjuk rasa. Tiba-tiba ada polisi yang mengejar mereka lalu menembaki bus-bus tersebut. Sebanyak 3 orang meninggal dan 3 orang lainnya menyusul setelah kembali ada penembakan pada malam harinya. Beberapa dari mereka dapat melarikan diri, namun 43 orang lainnya diseret masuk ke dalam mobil polisi dan tidak ada kabar sejak itu. Beberapa kalangan yakin, mereka diserahkan oleh polisi pada kartel lokal, Guerreros Unidos.

Meluasnya protes tragedi penculikan – pembunuhan 43 Mahasiswa

Hilangnya puluhan mahasiswa ini memicu protes luas di Meksiko, yang disertai dengan penentangan terhadap praktik korupsi dan kekerasan. Demonstran yang memprotes penculikan puluhan pelajar Meksiko, Rabu 12 November, memblokade sebuah bandara serta membakar gedung parlemen di negara bagian Guerrero. Selain itu Reuters juga melansir pada hari Kamis 13 November, aksi protes terjadi di beberapa negara bagian terkait dengan penculikan dan pembantaian 43 pelajar oleh polisi dan pejabat pemerintah yang korup. Pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di gedung parlemen, serta sejumlah mobil di luar gedung. Tidak ada korban dalam insiden, namun pemrotes juga telah merusak banyak gedung pemerintah lainnya.

Kemarahan meningkat di Meksiko setelah Jaksa Agung Jesus Murillo, pekan lalu, mengatakan bukti-bukti memperlihatkan bahwa 43 pelajar yang hilang dibunuh oleh anggota geng. Jenazah korban dibakar di tempat pembuangan sampah, dan abu mereka disebar di sebuah sungai. Aksi protes dilaporkan membuat banyak orang membatalkan pesanan hotel di Acapulco, yang merupakan kawasan wisata pantai populer. Sebelumnya puluhan ribu warga Meksiko turun ke jalan dalam beberapa pekan terakhir, memprotes langkah pemerintah dalam menangani kasus penculikan dan pembunuhan pelajar, yang telah menjadi tantangan terbesar bagi President Enrique Pena Nieto, Pada Selasa 11 November, ratusan pemrotes terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara dan membakar kantor Partai Revolusi Institusional (PRI) pendukung presiden, di Chilpancingo, memicu kecaman dari warga setempat atas kekerasan yang dilakukan demonstran.

“Saya pikir bukan ini yang diharapkan masyarakat saat menuntut keadilan,” kata warga bernama Constantino Garcia. Pena melakukan kunjungan ke China, pekan ini, yang menambah kemarahan pemrotes dan keluarga korban. Mereka menganggap Pena lebih memperhatikan kepentingan bisnis Meksiko, daripada berhadapan dengan geng kejahatan yang telah menebar teror pada masyarakat Meksiko selama bertahun-tahun.

Presiden Terpilih mengingkari janji

Butuh 10 hari bagi Presiden Meksiko, Enrique Peña Nieto untuk angkat bicara. Dia masih belum bisa menurunkan tingkat kejahatan di negara itu, padahal hal tersebut merupakan janji pada saat kampanyenya. Popularitas Presiden Enrique Pena Nieto turun ke titik terendah sejak dia terpilih dua tahun lalu. Menanggapi protes massa, dia sudah mengajukan paket reformasi ke Kongres, termasuk mengganti 1.800 polisi lokal dengan polisi nasional. Sejumlah polisi yang ditangkap atas dugaan penculikan siswa mengatakan kepada para penyidik bahwa mereka menyerahkan mereka kepada geng narkoba Guerreros Unidos. Pemerintah Meksiko mengungkapkan 43 mahasiswa yang diculik enam minggu lalu telah dibakar. Abu jenazah mereka dibuang ke tempat pembuangan sampah dan sungai.

Hal itu disampaikan Jaksa Agung Jesus Murillo seperti dilansir Reuters, Sabtu 8 November 2014. Murillo mengatakan, tiga tersangka penculikan yang tertangkap pekan lalu mengaku telah membakar mayat-mayat di dump dekat Iguala di negara bagian Guerrero, tempat para mahasiswa itu hilang usai bentrok dengan polisi setempat, 26 September 2014. Kata Murillo, para pelaku mengatur strategi untuk menghapus semua bukti. Dalam jumpa pers, Murillo menunjukkan pengakuan para tersangka, foto-foto di mana sisa-sisa ditemukan dan video yang menunjukkan bagaimana tubuh-tubuh itu dipindahkan. “Mereka tidak hanya membakar tubuh, tapi juga membakar pakaian mereka yang berpartisipasi,” kata Murillo. Dia menambahkan, para anggota geng menghabiskan lebih dari 12 jam untuk membakar sisa-sisa tubuh korban. “Mereka mencoba untuk menghapus setiap jejak yang ada,” kata dia.

Yang mengejutkan, Pemerintah menduga bahwa polisi telah bekerjasama dengan geng narkoba untuk menculik para mahasiswa itu setelah terjadi bentrokan. Penculikan itu memicu protes massal di berbagai negara. Tak hanya itu, peristiwa itu juga merusak klaim Presiden Enrique Pena Nieto yang menyebutkan Meksiko menjadi aman di tangannya. Penghilangan ini telah menjadi tantangan terberat Pena Nieto yang dua tahun lalu telah bersumpah untuk memulihkan Meksiko, di mana sekitar 100.000 orang tewas dalam kekerasan kejahatan terorganisir sejak 2007. Dengan wajah muram, Pena Nieto terkejut sekaligus tersinggung dengan peristiwa ini. Dia berjanji mengumpulkan semua orang yang terlibat dalam peristiwa ini. “Penyelidikan akan dilakukan secara penuh. Semua yang bertanggung jawab akan dihukum menurut hukum,” ujar Pena.

Sumber : CNN Indonesia.

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: