Aksi

Tuntutan Tutup Freeport Terus Bermunculan di West Papua

Mimbar Bebas "Tutup Freeport" di Universitas Papua.
Mimbar Bebas “Tutup Freeport” di Universitas Papua.

Setelah pada hari Kamis, 23 November, ribuan massa mahasiswa dan rakyat West Papua menuntut penutupan Freeport, pada hari Jumat 24 November mahasiswa Universitas Papua (Unipa) juga menyuarakan tuntutan yang sama. Badan Eksekutif Mahasiswa Unipa melancarkan aksi mimbar bebas di kampus Unipa, Manokwari.

Dalam mimbar bebas tersebut, orasi-orasi yang dilakukan menyoroti pemberitaan media massa nasional mengenai kasus penembakan, penyanderaan, pemerkosaan, pembakaran kios dan penembakan almarhum Martinus Beanal yang merupakan salah satu buruh PT Freeport di Tembagapura, Mimika, Papua.

Menurut para orator kasus penembakan, penyanderaan dan pemerkosaan adalah rekayasa yang dilakukan oleh aparat keamanan. Demikian pula berbagai pemberitaan yang dibuat oleh media massa nasional tidak beri

Aktivis SONAMAPPAP, Riky Karel.
Aktivis SONAMAPPAP, Riky Karel.

mbang dan hanya sepihak. Seperti penyebutan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Sementara itu kordinator aksi, Bronal Dekme, menyatakan bahwa berdasarkan informasi dari saudara perempuannya hingga kini (24 November) jenazah Martinus belum ditemukan. Bronal juga menyatakan bahwa warga Papua dipaksa untuk mengungsi sehingga turun ke Timika. Sedangkan warga non Papua adalah warga ilegal karena jalan dari dari Timika ke Tembagapura sangat ketat dan harus melewati beberapa pos keamanan. Tempat tersebut juga merupakan areal PT Freeport Indonesia. Sementara warga non Papua tersebut tidak memiliki kartu pengenal ataupun kartu tamu.

Dalam mimbar bebas tersebut para mahasiswa selain menuntut penutupan Freeport juga menuntut segera mendatangkan jurnalis independen lokal, nasional dan internasional untuk menginvestigasi penembakan di Tembagapura. Selain itu agar Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua membentuk tim identifikasi korban alm. Martinus.

Petisi Tutup Freeport
Galang Petisi Tutup Freeport

Di tempat terpisah, sehari sebelumnya, aktivis Solidaritas Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua (SONAMAPPA) bernama Riky Karel ditangkap oleh aparat kepolisian. Riky ditangkap setelah sebelumnya mengikuti aksi Front Persatuan Rakyat menuntut penutupan Freeport. Tidak lama setelah Riky tiba di rumahnya setelah melakukan aksi, belasan aparat kepolisian dari Kepolisian Resort Jayapura Selatan mendatangi serta mengepung rumah Riky Karel. Riky dibawa oleh polisi bersama saudaranya bernama Risiad Tiert. Penggeledahan dan penangkapan itu sendiri tidak dilakukan dengan menunjukan surat perintah penangkapan ataupun surat perintah penggeledahan. Pada hari Jumat, 24 November, Risiad Tiert telah dibebaskan sementara Riky hingga sekarang masih ditahan dengan tuduhan dua kali mengibarkan bendera Bintang Fajar di Polimak 3.

Sementara itu hari ini, 27 November, mahasiswa Universitas Cenderawasi menggalang tanda tangan petisi Tutup Freeport. Penggalangan tanda tangan tersebut dilakukan di Gedung Kabesma, Universitas Cenderawasi. (agf)

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: