Pernyataan Sikap

Tolak Mike Pence, Lawan Imperialisme, Kobarkan Perjuangan Kelas dan Pembebasan Nasional

Pence JokowiMike Pence, Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), pasangan Presiden Donald Trump, telah mendarat di Indonesia jam 23.30 WIB. Ini adalah kunjungan pertama ke Indonesia dari rezim baru Trump-Pence yang berkuasa pasca Pilpres 2017. Agendanya selain membahas pendirian luar negeri dan hubungan AS-Indonesia, Pence juga akan membahas mengenai Kemitraan Strategis serta soal kontrak Freeport McMoran.

Terkait isu geopolitis apa yang akan dibahas Pence, terutama bagaimana posisi Indonesia terkait konflik Suriah dan konflik Laut Cina Selatan. Indonesia termasuk di antara beberapa negara selain Rusia, Tiongkok, dan Iran, yang menolak intervensi AS di Suriah. Sedangkan dalam konflik Laut Cina Selatan, AS yang sedang berkontradiksi dengan Tiongkok memerlukan dukungan Indonesia namun kesulitan karena investasi kapital Tiongkok yang semakin besar di Indonesia di era rezim Jokowi-JK. Sementara AS di sisi lain yang dilanda krisis kapitalisme, mengalami stagnansi penanaman kapital dan justru defisit perdagangan dengan Indonesia.

Terkait isu Kemitraan Strategis, Pence sebagaimana ditegaskan Josep R Donovan, Duta Besar AS untuk Indonesia, pada intinya ingin memperdalam kerjasama ekonomi, pertahanan keamanan regional, dan peningkatan hubungan dan pertukaran antar masyarakat. Bila kita menyibak selubung di balik ini, kita akan melihat bahwasanya AS merencanakan menuntut semakin besarnya hubungan ekonomi AS-Indonesia di atas garis neoliberalisme dengan semakin banyak penghapusan peraturan dan anggaran publik yang menghalangi penetrasi kapital. Kita juga melihat di balik dalih pertahanan keamanan regional adalah penyamaan perspektif dan kepentingan dari kelas borjuis di negara dunia pertama dengan negara dunia ketiga untuk sama-sama menindas perlawanan rakyat. Sejarah mencatat bahwa militer Indonesia dilatih dan dipersenjatai militer AS, Britania, dan Australia bukan hanya untuk menindas rakyat pekerja namun juga menindas bangsa West Papua.

Sedangkan terkait isu Freeport McMoran, Pence, sebagaimana bisa diduga, akan memainkan peran meredam kontradiksi antara kapitalis multinasional (Freeport McMoran) dengan kapitalis negara Indonesia. Patut kita sorot bahwa kedua kubu ini adalah kubu para kelas penindas meskipun berbeda faksi. Oleh karena itu kelas buruh dan rakyat pekerja sepatutnya menolak persatuan nasional dengan kelas penindas sebangsanya serta sebaliknya membangun kemandirian kelas dan solidaritas antar rakyat tertindas sedunia untuk melawan Imperialisme, mendukung perjuangan pembebasan nasional, dan menggulingkan kapitalisme.

Oleh karena itu, kami KPO PRP, dengan ini menyatakan menuntut:

  1. Tolak kedatangan Mike Pence yang mewakili kepentingan Imperialis dan kaum reaksioner ke Indonesia.
  2. Tutup Freeport dan berikan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat West Papua.
  3. Nasionalisasi seluruh aset strategis di bawah kontrol buruh dan rakyat pekerja.
  4. Hapuskan seluruh jeratan Imperialis baik dalam bentuk hutang, perjanjian, dan peraturan-peraturan Neoliberalisme.
  5. Hapuskan peraturan-peraturan Trump yang rasis, Islamophobis, xenophobis, dan anti-imigran.
  6. Tolak keterlibatan militer Imperialis AS dan negara-negara imperialis lainnya di Suriah, Korea, dan daerah-daerah lainnya. Imperialis manapun tidak berkepentingan menumbangkan kediktatoran dan mendukung perjuangan rakyat namun memasang rezim dan antek-antek pendukung yang melayani kepentinan imperialisnya.
  7. Kedaulatan dan kemerdekaan penuh bagi bangsa Palestina dan Kurdistan.

 

Kamis 20 April 2017

Komite Sentral

Kongres Politik Organisasi-Perjuangan Rakyat Pekerja

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: