Perspektif

Tentang GBI dan Seruan Bangun Partai Buruh (Bagian I)

Hari Buruh Sedunia 2015Menjelang Hari Buruh 2015, pembicaraan mengenai Partai Massa Buruh kembali muncul. Saat rapat akbar FSBTPI yang dihadiri oleh KSPI, KSPSI, FPBI, PPI dan Serikat Mahasiswa Indonesia, Presiden FSBTPI, Ilhamsyah, menyatakan bahwa saat May Day akan ada deklarasi sikap politik untuk membangun partai politik buruh. Kemudian muncul Gerakan Buruh Indonesia yang terdiri dari KSPI, KSPSI serta KPBI (KPBI sendiri terdiri antara lain dari FSBTPI dan FPBI). Dalam konferensi pers sebelum May Day, GBI menyatakan akan mendeklarasikan Partai Buruh. Pun begitu terdapat perbedaan maupun kesimpangsiuran terkait pendirian partai tersebut dari dalam GBI itu sendiri. Terutama terkait dengan syarat-syarat penguatan internal yang harus dilakukan dahulu dengan segera mendeklarasikan partai tersebut. Paska Hari Buruh 2015 terdapat konsolidasi berbagai organisasi kiri yang mayoritas menyatakan akan masuk kedalam GBI. Pun begitu hingga kini belum ada penjelasan terbuka hasil konsolidasi tersebut.

Penting agar kita jangan melupakan bahwa pembicaraan mengenai Partai Massa Buruh juga sudah pernah terjadi pada awal-awal dan saat kebangkitan gerakan buruh ditahun 2012 dan 2013. Di sekitar tahun-tahun itu berbagai organisasi yang tergabung dalam Komite Nasional Gerakan Buruh serta Sekber Buruh menggagas Rumah Rakyat sebagai langkah awal. Rumah Rakyat tersebut dimakna sebagai sebuah organisasi multi sektor yang akan menghimpun semua kekuatan organisasi rakyat kedalamnnya. Baru dua kali pertemuan membahas konsepsi Rumah Rakyat terhenti. Hal ini karena Said Iqbal kemudian mengarahkan FSPMI, Garda Metal dan KSPI untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014.

Partai Massa Buruh dan Partai Revolusioner

Untuk pertama mari kita melihat apa karakter dari Partai Massa Buruh itu sendiri dan perbedaannya dengan Partai Revolusioner.

Dalam setiap masyarakat, ide yang dominan didalam masyarakat tersebut adalah ide-ide dari klas yang berkuasa. Dalam masyarakat kapitalis seperti sekarang maka ide-ide yang mendominasi bahkan diantara klas buruh dan rakyat adalah ide-ide klas yang berkuasa yaitu borjuis.

Maka kesadaran yang mendominasi tentang jalur perjuangan politik adalah perjuangan politik dalam kerangka dan tujuan-tujuan tatanan masyarakat kapitalis. Secara sederhana yaitu membuat partai politik, memenangkan pemilihan umum, mendudukan wakil di pemerintah atau parlemen dan merubah kebijakan atau membuat kebijakan yang pro-buruh.

Namun sebenarnya tujuan perjuangan politik sejati dari klas buruh bukanlah itu. Ada perjuangan politik yang lebih mendasar bagi pembebasan klas buruh, yaitu perubahan tatanan masyarakat secara mendasar.

Ini berkaitan erat dengan perbedaan tujuan dari partai massa buruh dan partai revolusioner. Partai massa buruh bertujuan untuk memenangkan pemilihan umum. Mendudukan wakilnya didalam parlemen atau pemerintahan. Program-programnya adalah berupaya untuk memperbaiki dan mengurangi penindasan dan eksploitasi kapitalisme yang paling keji. Sementara keseluruhan struktur kapitalisme itu sendiri tetap dipertahankan.

Berbeda dengannya, tujuan utama Partai Revolusioner adalah menghancurkan tatanan kapitalisme. Untuk bersama klas buruh dan rakyat merubah secara radikal tatanan ekonomi dan politik. Kekuasaan (politik) untuk menjaga dan mengontrol ekonomi yang sebelumnya dipegang oleh borjuis, yang segelintir itu, akan dihancur leburkan oleh mayoritas klas buruh dan rakyat. Kemudian mendirikan ekonomi yang direncanakan secara demokratis, sadar dan partisipatif. Oleh karena itu kekuasaan politiknya pun harus demokratis dan partisipatif. Ini disebut sebagai sosialisme.

Kondisi tersebut juga terkait erat dengan persoalan keanggotaan. Tujuan dari partai revolusioner diatas tidak dapat tumbuh secara spontan diantara klas buruh dan rakyat. Hal tersebut membutuhkan kesadaran. Secara sadar merubah tatanan masyarakat dengan program-program yang dibuat secara ilmiah. Kesadaran yang menuntut kita memahami sebanyak mungkin sari pati sejarah perjuangan klas buruh dan rakyat. Bukan saja yang sekarang sedang terjadi didepan mata kita. Namun pelajaran dari perjuangan klas buruh dan rakyat secara historis dan terjadi di berbagai belahan dunia. Hanya minoritas kecil klas buruh dan rakyat yang bisa memahami kesadaran tersebut. Oleh karena itu bahkan menjelang waktu revolusi anggota partai revolusioner adalah minoritas kecil.

Sementara partai massa buruh berupaya untuk merangkul semua massa buruh dan rakyat untuk memenangkan pemilihan umum. Semakin banyak massa yang didapatkan maka semakin besar kemungkinan untuk memenangkan pemilihan umum.

Namun ada konsekwensi dari sebuah partai yang berupaya merangkul semua massa buruh dan rakyat. Karena kesadaran yang dominan adalah kesadaran borjuasi maka partai massa buruh menjadi mewakili buruh-buruh yang kesadaran dicengkram oleh kesadaran klas borjuasi. Sehingga partai massa buruh tidak akan dapat bergerak sebagai sebuah satu kesatuan yang solid dan aktif memperjuangkan pembebasan klas buruh. Sementara sebuah partai revolusioner yang berbasiskan atas kesadaran revolusioner akan dapat menjadi kelompok yang aktif memperjuangkan dan mempelopori pembebasan klas buruh.

Secara umum kemunculan partai massa buruh bisa berlandaskan baik kemajuan maupun kemunduran gerakan buruh. Dalam kondisi kemajuan gerakan buruh, klas buruh terdorong menjadi semakin radikal. Yakin terhadap kekuatannya sendiri. Menggoyang dominasi ide-ide borjuis yang telah bertahun-tahun ditanam didalam kepala mereka. Membuka mata klas buruh dan rakyat bahwa musuh mereka adalah keseluruhan kekuasaan politik yang melindung dan membela kepentingan para pemilik pabrik. Kondisi tersebut mendorong klas buruh untuk bersatu dan melancarkan perjuangan politik. Yaitu untuk merebut kekuasaan politik melalui jalur pemilihan umum.
Namun ketika gerakan buruh mengalami kemunduran, kekalahan demi kekalahan dalam perjuangan menuntut hak-haknya dialami. Ide-ide borjuis semakin kuat dikepala klas buruh, mengalihkan diri dari perjuangan radikal dan semakin bersandar pada jalur formal, mengharapkan dinas tenaga kerja, PHI, menteri ataupun anggota parlemen untuk membantunya. Hal ini pun bisa mendorong keterlibatan buruh dalam politik. Politik yang beranggapan bahwa cukup dengan mendudukan orang dalam parlemen, dalam pemerintahan maka semua kebijakan-kebijakan yang anti terhadap buruh dapat dihapuskan.

Kedua-dua kondisi tersebut sejatinya juga menunjukan masih lemahnya perjuangan (sadar) revolusioner klas buruh. Kemunduran gerakan buruh, membuat ideologi borjuis semakin kuat mencengkram. Sementara disisi yang lain kemajuan gerakan buruh tidak dapat didorong maju hingga menyadari tujuan akhir pembebasan klas buruh, yaitu menghancurkan kapitalisme secara revolusioner.

Masuk Kedalam Partai Massa Buruh Buatan GBI?

Pertama kita butuh melihat data dan fakta kondisi gerakan buruh Indonesia setelah itu juga melihat kondisi riil kaum (yang mengklaim dirinya) revolusioner di Indonesia. Data dan fakta secara spesifik dalam periode saat ini dibutuhkan untuk mengambil sikap kongkrit terhadap persoalan taktik masuk atau tidak masuk ke partai massa buruh yang dimunculkan beberapa bulan belakangan ini oleh Gerakan Buruh Indonesia.

Setelah meningkat sejak tahun 2010 hingga 2012, gerakan buruh Indonesia semakin menurun. Apa maksud menurun tersebut? Pertama, kita berbicara secara spesifik periode gerakan buruh dalam waktu lima-enam tahun belakangan ini. Kita tidak berbicara secara umum dengan membandingkan kondisi gerakan buruh saat ini dengan masa awal reformasi atau bahkan disaat Rejim Militer Soeharto.

Kedua, jangan juga memaknai penurunan tersebut secara vulgar bahwa menurun itu berarti sama sekali hilang gerakan buruh. Seperti yang dituliskan oleh kawan Restu dari PPI. Tentunya tetap ada aksi-aksi buruh, pemogokan ataupun berbagai macam konsolidasi internal maupun eksternal organisasi. Namun kuantitas dan kualitas gerakan buruh sekarang jelas jauh dari saat kebangkitan gerakan buruh sekitar lima tahun yang lalu.

Mari kita lihat secara kongkrit kondisi gerakan buruh sekarang. Pertama, mari kita lihat secara kuantitas. Mogok Nasional Pertama (Monas I) pada Oktober 2012 merupakan mogok nasional pertama paska reformasi 1998 dan bahkan paska 50 tahun. Berbagai media massa memperkirakan keterlibatan buruh dalam Monas I antara 1 juta hingga paling tinggi 2,8 juta buruh di seluruh Indonesia.

Sementara itu Monas III yang direncanakan pada bulan Desember 2014 berakhir dengan kegagalan. Yang terjadi hanyalah demonstrasi diberbagai kota. Untuk menutupi kegagalan tersebut Said Iqbal mengatakan bahwa demonstrasi tersebut adalah aksi pemanasan untuk Monas III yang akan melibatkan 2 juta buruh pada Januari 2015. Rencana yang kemudian terbukti tidak terjadi.

Dalam perayaan Hari Buruh Sedunia kita juga dapat melihat menurunnya jumlah peserta aksi. Hal serupa juga terjadi pada aksi-aksi nasional lainnya yang mengalami penurunan antara 30 hingga 50 persen jumlah massa. Basis massa juga mulai berguguran, Sektor Aneka Industri-FSPMI kehilangan 50 persen basisnya sementara sektor elektronik kehilangan 80 pabrik.

Kedua, lalu bagaimana dengan kualitasnya? Dahulu ada solidaritas antar sesama buruh yang demikian kuat. Yang manifestasinya ada dalam metode gruduk pabrik. Secara resmi gruduk pabrik dihentikan dengan penandatanganan Deklarasi Harmoni pada 8 November 2012. Penandatanganan dilakukan oleh Forum Investor Bekasi, PemProv dan kabupaten, ormas dan serikat buruh. Dari serikat buruh yang menandatangani deklarasi itu adalah Obon Tabroni (FSPMI), Abdullah (SPSI), Joko Tugimin (SPN) dan Sepriyanto (GSPMII). Demikian juga aksi-aksi radikal lainnya dalam bentuk blokade jalan tol, bandara, tutup kawasan industri semakin sedikit sekali terjadi.

Bersambung……………………….

Oleh : Ignatius Mahendra Kusumawardhana, Kontributor Arah Juang dan Anggota KPO-PRP.

Catatan Kaki :

  • http://www.cnnindonesia.com/politik/20150430085558-32-50203/may-day-buruh-indonesia-terpecah-soal-pembentukan-partai/, http://wartaekonomi.co.id/read/2015/04/30/55562/belum-ada-persiapan-aspekkspi-belum-berencana-buat-partai-buruh.html
  • http://www.arahjuang.com/2014/03/27/tolak-rencana-said-iqbal-mendukung-prabowo-subianto-menjadi-presiden-ri/
  • https://ppijkt.wordpress.com/2015/04/28/situasi-sekarang-akan-pentingnya-partai-buruh-dan-langkah-ke-depan/
  • Banyak diambil dari http://koranpembebasan.org/2015/06/kemunduran-gerakan-buruh-setelah-2012.html. Serta https://web.facebook.com/notes/danial-indrakusuma/rachmat-tarikh-sejarah-hidayah-dan-rekomendasi/10152100952453538?__mref=message_bubble Data tambahan dari: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/11/08/17052399/Deklarasi.Harmoni.Industri.Bekasi.Didukung.
  • http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/12/10/090627615/Hari-Ini-Buruh-Demo-Serentak-di-12-Kota
  • Yang juga butuh didiskusikan lebih jauh lagi adalah bahkan sejak awal mula meningkatnya gerakan buruh ditahun 2010an, elit-elit birokrasi serikat buruh sudah berupaya menghambatnya.
  • http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150501141500-20-50517/pimpinan-dpr-mpr-rayakan-hari-buruh-sedunia-di-senayan/

Loading

Print Friendly, PDF & Email

Comment here

%d blogger menyukai ini: